Pegiat KIM Dibekali Pelatihan E-Commerce, Dorong Literasi Digital dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Kota Pekalongan – Sebagai upaya meningkatkan literasi digital dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Pekalongan berkolaborasi dengan Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) Kraton Kidul menyelenggarakan Pelatihan E-Commerce bagi para pegiat KIM dari beberapa kelurahan di Kota Pekalongan. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Informatics Learning Center (ILC), Kantor Dinas Kominfo Kota Pekalongan, Selasa (15/7/2025), dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Pekalongan, Arif Karyadi.
 
Pelatihan yang diikuti 20 orang pegiat KIM ini difokuskan pada penguatan kapasitas mereka dalam menghadapi era digital, khususnya dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan ekonomi masyarakat berbasis digital marketing.
 
Dalam sambutannya, Arif menyampaikan bahwa, pelatihan ini bukan hanya soal transfer ilmu teknologi, tetapi juga bagian dari misi KIM sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendiseminasikan informasi dan memberdayakan masyarakat.
 
“KIM tidak hanya bertugas menyampaikan informasi, tetapi juga harus menjadi motor penggerak literasi digital dan ekonomi masyarakat di wilayahnya masing-masing. Pelatihan e-commerce ini menjadi salah satu langkah konkret ke arah sana,” terang Arif.
 
Arif menekankan pentingnya adaptasi terhadap kemajuan teknologi. Menurutnya, keberhasilan promosi dan penjualan produk saat ini sangat bergantung pada pemanfaatan platform digital dan kekuatan narasi dalam pemasaran.
 
"Kunci keberhasilan usaha di era digital adalah kemampuan memanfaatkan teknologi secara adaptif dan konsisten. Banyak produk bagus yang gagal menjangkau pasar karena tidak memiliki narasi yang kuat atau konten yang relevan,” jelasnya.
 
Ia juga mendorong peserta agar aktif selama pelatihan dan tidak ragu menerapkan langsung pengetahuan yang diperoleh dalam praktik bisnis mereka, termasuk dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.
 
Pelatihan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga dilengkapi dengan praktik langsung, seperti penyusunan konten promosi digital berbasis AI melalui ChatGPT dan pemasaran produk melalui marketplace populer seperti TikTok dan facebook.
 
Ketua KIM Kraton Kidul, Zainal Muhibbin, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat di komunitas-komunitas, termasuk para pegiat KIM yang ingin turut berkembang dalam dunia digital.
 
"Kami melihat bahwa masyarakat di komunitas KIM memiliki potensi besar, tidak hanya dalam mendiseminasikan informasi, tetapi juga dalam mendukung geliat ekonomi di lingkungannya. Oleh karena itu, pelatihan ini sangat relevan untuk menguatkan peran mereka,” ungkap Zainal.
 
Dirinya berharap, kegiatan pelatihan e-commerce ini diharapkan dapat berlanjut ke tahap-tahap berikutnya dan menjangkau lebih banyak unsur masyarakat, sehingga literasi digital dan ekonomi kreatif di Kota Pekalongan semakin berkembang. 
 
Ia juga mengajak para pegiat KIM untuk tidak berhenti belajar, membuka diri pada inovasi, dan bersinergi dengan generasi muda yang lebih akrab dengan perkembangan teknologi.
 
“Inilah semangat yang ingin kita tanamkan, yakni kolaboratif, adaptif, dan terus belajar. Karena itulah kunci membangun masyarakat informasi yang mandiri dan sejahtera,” tegasnya.
 
Narasumber pelatihan, Fahrus Salis, selaku Founder Kampus Doa Indonesia, mengajak peserta untuk memahami mindset digital marketing serta pentingnya mengenali perilaku konsumen yang saat ini sangat dekat dengan gadget.
 
“Dari bangun tidur sampai tidur lagi, masyarakat kita tidak lepas dari ponsel. Inilah pasar yang sangat potensial. Pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri, menggunakan teknologi seperti AI, TikTok, dan Facebook sebagai media utama untuk menjangkau konsumen,” ujar Fahrus.
 
Fahrus menyebutkan, materi pelatihan yang diberikan mencakup strategi branding, pemilihan platform digital yang tepat bagi pelaku usaha pemula, riset pasar, dan cara membuat konten yang menarik. 
 
"Harapannya, baik peserta yang sudah memiliki usaha maupun yang belum, bisa menjadikan ilmu yang diperoleh sebagai bekal untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus bekerja secara penuh waktu,"tuturnya.
 
Sementara itu, salah satu peserta, Sultan dari perwakilan pegiat KIM Kraton Kidul, mengaku senang bisa ikut serta dalam pelatihan. Meski belum memiliki produk usaha, ia melihat pelatihan ini sangat membantunya memahami dunia bisnis digital dari awal.
 
“Saya jadi tahu apa saja yang harus disiapkan kalau mau mulai usaha. Mulai dari membuat produk, menyusun konten promosi, sampai memilih platform yang tepat untuk pemasaran. Ini jadi motivasi tersendiri untuk segera memulai,” katanya antusias. 
 
(Tim Liputan Kominfo/Dian)