Paving Block dari Sampah Plastik: Alternatif Solusi Darurat Sampah di Kota Pekalongan

Kota Pekalongan – Kota Pekalongan menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah plastik. Namun, Sukimin, seorang warga Kuripan Yosorejo, membuktikan bahwa sampah plastik bisa memiliki nilai guna tinggi. Melalui inovasi paving block berbahan dasar plastik daur ulang, ia menciptakan solusi yang tidak hanya mengatasi permasalahan sampah, tetapi juga membuka peluang usaha baru.
Sukimin mengatakan bahwa, dengan metode konvensional, ia menggunakan tungku pemanas dan cetakan sederhana serta oli bekas untuk mengolah plastik bekas menjadi paving block.
"Saya memilah plastik bekas yang sudah dipilah kemudian dijemur hingga kering. Setelah itu, plastik tersebut dilakukan proses pembakaran menjadi bubur plastik di wajan/tungku pembakaran. Kemudian, diberi olesan oli bekas ditempat pencetakan paving. Bubur plastik dicampuri oli bekas 0,5 liter per paving,"ucapnya, Senin (24/3/2025).
Menurutnya, proses ini tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga menghasilkan produk yang hemat biaya produksi karena menggunakan metode konvensional dan ramah lingkungan.
"Proses ini menggunakan oli bekas sebagai bahan tambahan yang membuat paving block lebih kokoh. Dalam satu meter persegi, paving block dapat berisi 28 biji berbentuk segi enam atau 50 buah batako,"katanya.
Sukimin menyebutkan, harga paving block plastik buatannya ini sedikit lebih tinggi dibandingkan paving biasa, yakni Rp112 ribu per meter. Namun, keunggulannya terletak pada ketahanan dan keawetannya.
"Paving ini bisa digunakan untuk pembangunan trotoar dan objek wisata, sekaligus membantu mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan," ujarnya.
Lurah Kuryos, Mahfud, menilai inovasi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengurangi sampah anorganik. Ia berharap Pemerintah Kota Pekalongan dapat menjadikan paving block plastik ini sebagai bagian dari program pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
"Dengan inovasi ini, diharapkan Kota Pekalongan dapat mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta lestari,"tukasnya. (Dian)
Sukimin mengatakan bahwa, dengan metode konvensional, ia menggunakan tungku pemanas dan cetakan sederhana serta oli bekas untuk mengolah plastik bekas menjadi paving block.
"Saya memilah plastik bekas yang sudah dipilah kemudian dijemur hingga kering. Setelah itu, plastik tersebut dilakukan proses pembakaran menjadi bubur plastik di wajan/tungku pembakaran. Kemudian, diberi olesan oli bekas ditempat pencetakan paving. Bubur plastik dicampuri oli bekas 0,5 liter per paving,"ucapnya, Senin (24/3/2025).
Menurutnya, proses ini tidak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga menghasilkan produk yang hemat biaya produksi karena menggunakan metode konvensional dan ramah lingkungan.
"Proses ini menggunakan oli bekas sebagai bahan tambahan yang membuat paving block lebih kokoh. Dalam satu meter persegi, paving block dapat berisi 28 biji berbentuk segi enam atau 50 buah batako,"katanya.
Sukimin menyebutkan, harga paving block plastik buatannya ini sedikit lebih tinggi dibandingkan paving biasa, yakni Rp112 ribu per meter. Namun, keunggulannya terletak pada ketahanan dan keawetannya.
"Paving ini bisa digunakan untuk pembangunan trotoar dan objek wisata, sekaligus membantu mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan," ujarnya.
Lurah Kuryos, Mahfud, menilai inovasi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengurangi sampah anorganik. Ia berharap Pemerintah Kota Pekalongan dapat menjadikan paving block plastik ini sebagai bagian dari program pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
"Dengan inovasi ini, diharapkan Kota Pekalongan dapat mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta lestari,"tukasnya. (Dian)