Pastikan Data Akurat, BPS Lakukan Survei Industri Kecil

Kota Pekalongan – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekalongan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan survei Industri Mikro Kecil (IMK) sebagai bagian dari upaya menjamin kualitas data yang dikumpulkan oleh petugas lapangan. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan valid, terutama dalam penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menjadi indikator penting dalam mengukur pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala BPS Kota Pekalongan, Hayu Wuranti saat ditemui pada pendataan IMK di Kelurahan Medono, Jumat (11/4/2024) menyampaikan bahwa survei ini menyasar pelaku industri mikro kecil berdasarkan jumlah tenaga kerja di dalam usaha, yakni usaha rumah tangga. Pada triwulan ini, ada 88 usaha mikro kecil yang menjadi target sampel, yang telah ditentukan oleh BPS Pusat.
Sebelum penentuan sampel, dilakukan kegiatan listing di 7 blok sensus pada tanggal 14 hingga 21 Maret 2025, dengan setiap blok sensus terdiri atas sekitar 80 hingga 120 rumah tangga. Untuk kegiatan pencacahan ini, BPS menerjunkan 5 petugas pencacah lapangan (PCL) dan 4 pengawas yang tersebar di wilayah seKota Pekalongan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pendataan kali ini dilakukan secara lebih efektif dan akurat dengan memanfaatkan teknologi Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI). Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas data yang dihimpun di lapangan.
“Industri mikro kecil mendominasi struktur industri di Kota Pekalongan. Sektor ini sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, karena setelah perdagangan, industri merupakan sektor terbesar kedua. Apalagi Kota Pekalongan dikenal sebagai kota batik, sehingga banyak usaha konveksi yang termasuk dalam kategori industri kecil,” terangnya.
Pendataan ini berlangsung mulai 9 hingga 15 April 2025, dan seluruh sampel ditargetkan selesai dalam kurun waktu satu minggu. Dengan adanya survei ini, BPS berharap pendataan berjalan lancar dan menghasilkan data yang valid.
Dari hasil pemantauan BPS, pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan masih mendominasi, namun dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedikit perlambatan. Ia menambahkan jika dihitung secara triwulanan, pertumbuhannya masih naik, namun cenderung melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Harapannya, melalui pengawasan ini, petugas mampu melakukan pendataan yang berkualitas. Dengan begitu, data yang dihasilkan pun valid dan bisa digunakan sebagai dasar dalam penyusunan PDRB yang berkualitas,” tukasnya.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
Kepala BPS Kota Pekalongan, Hayu Wuranti saat ditemui pada pendataan IMK di Kelurahan Medono, Jumat (11/4/2024) menyampaikan bahwa survei ini menyasar pelaku industri mikro kecil berdasarkan jumlah tenaga kerja di dalam usaha, yakni usaha rumah tangga. Pada triwulan ini, ada 88 usaha mikro kecil yang menjadi target sampel, yang telah ditentukan oleh BPS Pusat.
Sebelum penentuan sampel, dilakukan kegiatan listing di 7 blok sensus pada tanggal 14 hingga 21 Maret 2025, dengan setiap blok sensus terdiri atas sekitar 80 hingga 120 rumah tangga. Untuk kegiatan pencacahan ini, BPS menerjunkan 5 petugas pencacah lapangan (PCL) dan 4 pengawas yang tersebar di wilayah seKota Pekalongan.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pendataan kali ini dilakukan secara lebih efektif dan akurat dengan memanfaatkan teknologi Computer-Assisted Personal Interviewing (CAPI). Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas data yang dihimpun di lapangan.
“Industri mikro kecil mendominasi struktur industri di Kota Pekalongan. Sektor ini sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, karena setelah perdagangan, industri merupakan sektor terbesar kedua. Apalagi Kota Pekalongan dikenal sebagai kota batik, sehingga banyak usaha konveksi yang termasuk dalam kategori industri kecil,” terangnya.
Pendataan ini berlangsung mulai 9 hingga 15 April 2025, dan seluruh sampel ditargetkan selesai dalam kurun waktu satu minggu. Dengan adanya survei ini, BPS berharap pendataan berjalan lancar dan menghasilkan data yang valid.
Dari hasil pemantauan BPS, pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan masih mendominasi, namun dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedikit perlambatan. Ia menambahkan jika dihitung secara triwulanan, pertumbuhannya masih naik, namun cenderung melambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Harapannya, melalui pengawasan ini, petugas mampu melakukan pendataan yang berkualitas. Dengan begitu, data yang dihasilkan pun valid dan bisa digunakan sebagai dasar dalam penyusunan PDRB yang berkualitas,” tukasnya.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)