Pantau Pelaksanaan SPMB Jenjang SMP, Wali Kota Aaf: Sistem Sudah Terkunci, Tak Ada Celah untuk Curang

Kota Pekalongan – Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, atau yang akrab disapa Aaf, melakukan monitoring dan evaluasi (monev) langsung terhadap pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMP, salah satunya di SMP Negeri 13 Kota Pekalongan, Rabu (12/6/2025). Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kota Pekalongan dalam mewujudkan proses penerimaan siswa yang transparan, adil, dan merata.
Dalam kunjungannya, Wali Kota Aaf menyoroti luasnya area SMP Negeri 13 Kota Pekalongan yang dinilainya menjadi salah satu SMP terluas di kota tersebut. Selain memiliki banyak ruang kelas, sekolah ini juga termasuk dalam daftar sekolah favorit masyarakat. Namun, meski secara fisik mampu menampung lebih banyak siswa, daya tampung sekolah tetap harus mengikuti ketentuan regulasi sistem penerimaan yang berlaku.
"Secara lokasi dan sarana, SMP Negeri 13 ini sangat mumpuni dan termasuk sekolah dengan area paling luas. Namun, berdasarkan sistem yang sudah ditetapkan, kuota maksimal daya tampung SPMB jenjang SMP tahun ini adalah 192 peserta didik. Hal ini untuk memastikan pemerataan pendidikan di seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta," terang Wali Kota Aaf.
Ia menegaskan bahwa, seluruh pelaksanaan SPMB di Kota Pekalongan sudah berjalan secara sistematis dan digital, sehingga menutup segala bentuk potensi kecurangan, termasuk titipan atau permainan kuota.
"Semua sudah tersistem secara online. Jika kuota sudah terpenuhi, maka sistem akan otomatis terkunci. Tidak bisa dipaksakan lagi. Jadi, tidak ada celah untuk titip menitip," tegasnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Aaf mengimbau masyarakat untuk tidak berkecil hati jika anaknya belum diterima di sekolah negeri. Menurutnya, sekolah swasta di Kota Pekalongan pun memiliki kualitas pendidikan yang tidak kalah baik.
"Kalau pun tidak diterima di negeri, sekolah swasta juga sama bagusnya. Tidak perlu khawatir, yang terpenting anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas," imbuhnya.
Terkait pelaksanaan SPMB tahun ini, sebanyak 23 SMP negeri dan swasta di Kota Pekalongan mengikuti proses seleksi secara online. Masing-masing sekolah memiliki kuota sebanyak 32 peserta didik per rombongan belajar (rombel). Dengan sistem ini, pendaftaran dan seleksi berjalan seragam dan akuntabel di seluruh satuan pendidikan.
"Dengan sistem yang kian transparan dan berbasis digital, kami berharap, proses penerimaan peserta didik baru dapat berlangsung secara objektif dan tanpa diskriminasi, demi masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas di Kota Pekalongan,"tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 13 Kota Pekalongan, Yeti Eka Erawati, mengungkapkan bahwa, kuota SPMB di sekolah yang dipimpinnya telah terpenuhi sejak hari kedua pelaksanaan, yakni pada Selasa, 11 Juni 2025. Menurutnya, animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya di SMPN 13 sangat tinggi, dan mayoritas calon peserta didik sudah mendaftar di hari pertama.
"Alhamdulillah, kuota 192 peserta didik sudah terpenuhi sejak hari kedua. Tahun ini kami membuka 6 rombel, masing-masing berisi 32 siswa. Pendaftaran didominasi jalur domisili sebanyak 40 persen, diikuti jalur prestasi 35 persen, afirmasi 20 persen, dan mutasi 5 persen," papar Yeti.
Ia menambahkan bahwa, pelaksanaan SPMB berjalan lancar dan antusiasme orang tua sangat positif terhadap sistem online yang diterapkan.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat. Setiap tahun kuota kami selalu terpenuhi. Ini menjadi motivasi kami untuk terus meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan," pungkasnya. (Dian)
Dalam kunjungannya, Wali Kota Aaf menyoroti luasnya area SMP Negeri 13 Kota Pekalongan yang dinilainya menjadi salah satu SMP terluas di kota tersebut. Selain memiliki banyak ruang kelas, sekolah ini juga termasuk dalam daftar sekolah favorit masyarakat. Namun, meski secara fisik mampu menampung lebih banyak siswa, daya tampung sekolah tetap harus mengikuti ketentuan regulasi sistem penerimaan yang berlaku.
"Secara lokasi dan sarana, SMP Negeri 13 ini sangat mumpuni dan termasuk sekolah dengan area paling luas. Namun, berdasarkan sistem yang sudah ditetapkan, kuota maksimal daya tampung SPMB jenjang SMP tahun ini adalah 192 peserta didik. Hal ini untuk memastikan pemerataan pendidikan di seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta," terang Wali Kota Aaf.
Ia menegaskan bahwa, seluruh pelaksanaan SPMB di Kota Pekalongan sudah berjalan secara sistematis dan digital, sehingga menutup segala bentuk potensi kecurangan, termasuk titipan atau permainan kuota.
"Semua sudah tersistem secara online. Jika kuota sudah terpenuhi, maka sistem akan otomatis terkunci. Tidak bisa dipaksakan lagi. Jadi, tidak ada celah untuk titip menitip," tegasnya.
Lebih lanjut, Wali Kota Aaf mengimbau masyarakat untuk tidak berkecil hati jika anaknya belum diterima di sekolah negeri. Menurutnya, sekolah swasta di Kota Pekalongan pun memiliki kualitas pendidikan yang tidak kalah baik.
"Kalau pun tidak diterima di negeri, sekolah swasta juga sama bagusnya. Tidak perlu khawatir, yang terpenting anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas," imbuhnya.
Terkait pelaksanaan SPMB tahun ini, sebanyak 23 SMP negeri dan swasta di Kota Pekalongan mengikuti proses seleksi secara online. Masing-masing sekolah memiliki kuota sebanyak 32 peserta didik per rombongan belajar (rombel). Dengan sistem ini, pendaftaran dan seleksi berjalan seragam dan akuntabel di seluruh satuan pendidikan.
"Dengan sistem yang kian transparan dan berbasis digital, kami berharap, proses penerimaan peserta didik baru dapat berlangsung secara objektif dan tanpa diskriminasi, demi masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas di Kota Pekalongan,"tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 13 Kota Pekalongan, Yeti Eka Erawati, mengungkapkan bahwa, kuota SPMB di sekolah yang dipimpinnya telah terpenuhi sejak hari kedua pelaksanaan, yakni pada Selasa, 11 Juni 2025. Menurutnya, animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya di SMPN 13 sangat tinggi, dan mayoritas calon peserta didik sudah mendaftar di hari pertama.
"Alhamdulillah, kuota 192 peserta didik sudah terpenuhi sejak hari kedua. Tahun ini kami membuka 6 rombel, masing-masing berisi 32 siswa. Pendaftaran didominasi jalur domisili sebanyak 40 persen, diikuti jalur prestasi 35 persen, afirmasi 20 persen, dan mutasi 5 persen," papar Yeti.
Ia menambahkan bahwa, pelaksanaan SPMB berjalan lancar dan antusiasme orang tua sangat positif terhadap sistem online yang diterapkan.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat. Setiap tahun kuota kami selalu terpenuhi. Ini menjadi motivasi kami untuk terus meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan," pungkasnya. (Dian)