Pameran Pustaka Dwipantara, Suguhkan Pengalaman Night at the Museum Batik Pekalongan

Memeriahkan Hari Jadi ke-18, Museum Batik Pekalongan berkolaborasi dengan museum luar daerah menggelar Pameran Pustaka Dwipantara. Pameran ini berlangsung selama 3 hari mulai 24-26 Juli 2024 ini menyuguhkan sensasi pengalaman night at the museum, sebab pameran tersebut dibuka mulai pukul 08.00-21.00 WIB dan pengunjung juga bisa menikmati aneka kuliner yang disediakan oleh beberapa UMKM.

Pameran Pustaka Dwipantara dibuka langsung oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid ditandai dengan pemotongan bunga, didampingi istri sekaligus Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora), Sabaryo Pramono, Kepala BPKAD, Anita Heru Kusumorini, perwakilan OPD, penggiat batik, perwakilan komunitas kebaya dan tamu undangan lainnya, Rabu malam (24/7/2024).

Ia memberikan apresiasi kepada Museum Batik Pekalongan di usia saat ini terus berinovasi dan berkiprah untuk melestarikan warisan budaya Indonesia. Tak hanya batik, seperti pada Pameran Pustaka Dwipantara ini, Museum Batik melibatkan beberapa museum daerah lain untuk turut memamerkan koleksi lain bukan batik.  

“Pada hari jadi Museum Batik Pekalongan yang ke-18 ini, ada beberapa pameran dari rekan-rekan museum dari daerah Sumatera Utara, Yogyakarta, Semarang. Ini sangat luar biasa, Museum Batik hadir untuk melestarikan warisan Kota Pekalongan, namun di momen tertentu tempat ini bisa menjadi tempat belajar untuk masyarakat sini bahwa di daerah lain juga punya museum yang menyimpan warisan budaya khas dari masing-masing daerahnya,” katanya.

Aaf berpesan, di usia ke-18 ini, Museum Batik tidak hanya melestarikan bendanya saja termasuk juga orang-orang yang bisa menjelaskan secara detail baik itu motif, kain, peralatannya, pewarnanya dan lainnya yang masuk dalam pembuatan sebuah  batik.

“Saya berharap, anak-anak muda harus mengerti mempelajari, memahami filosofi masing-masing daerahnya, karena merekalah yang akan melestarikan, menjaga dan meneruskan keberadaan warisan budaya itu,” tandasnya.

Sementara itu, Sabaryo menuturkan bahwa pada Pameran Pustaka Dwipantara menampilkan koleksi dari 5 Museum antara lain Museum Ranggawarsita, Museum Negeri Sumatera Utara, Museum Sonobudoyo, Museum Kekayon dan Museum Tosan Aji. Dijelaskan Sabaryo, Pameran ini berbeda dari sebelumnya, sebab pihaknya memberikan sensasi menikmati suasana Museum Batik di malam hari yang belum pernah dirasakan oleh masyarakat. Ia berharap lewat Pameran Pusaka Dwipantara ini, rasa cinta masyarakat kepada Museum Batik semakin tumbuh sehingga kelestarian batik bukan hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan.

“Upaya untuk mengembangkan museum terus kita lakukan, seperti pameran ini buka malam hari, meskipun di hari tertentu belum bisa kita laksanakan, tetapi kami sudah mulai mencoba untuk bisa lebih menghidupkan museum di malam melalui program latar museum, memanfaatkan halaman Museum untuk pertunjukan musik lokal dan tradisional seperti keroncong juga komunitas masyarakat. Harapannya ini bisa menambah daya tarik masyarakat untuk berkunjung ke Museum Batik,” tutupnya.

Sebagai informasi, untuk harga tiket masuk pameran sama dengan hari biasa yaitu 3.000 rupiah untuk pelajar, 7.000 rupiah untuk dewasa dan mancanegara 20.000 rupiah. 

(DINKOMINFO KOTA PEKALONGAN)