P5 Bertajuk Batik Entrepereunship, Dorong Siswa Gali Potensi Sekitar

Upaya nguri-uri warisan budaya batik dituangkan oleh satuan pendidikan SMP Salafiyah kota Pekalongan melalui kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertajuk batik entrepreneurship. Tidak hanya melibatkan para siswanya, dalam kegiatan ini SMP Salafiyah Kota Pekalongan juga menggandeng pelaku batik dari kampung Batik Kauman.

Kepala SMP Salafiyah Kota Pekalongan, Abu Bakar Hidayatullah mengatakan bahwa kegiatan P5 batik entrepreneurship ini dimulai dari pengenalan batik seperti filosofi, jenis, teknik, praktek membatik sampai pada pemasaran hingga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang diikuti oleh siswa kelas VII, “Peserta didik kami ajak ke workshop di kampung batik Kauman ini, hari ini anak-anak kesana, ke tempat para pembatik bekerja sampai kepada IPAL Komunal,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (9/10/2023).

Diharapkan dari proyek ini anak memiliki gambaran utuh bagaimana manajemen wirausaha batik, bukan hanya proses membatik saja tetapi semuanya tentang wirausaha batik, “Lebih-lebih kita berada di kota Pekalongan, kita harus menguatkan warisan budaya batik, karena itu juga menjadi bagian dari tugas kami, untuk mengajak anak didik kami cintai batik dan nguri-nguri batik,” terangnya.

Selain itu penguatan profil pelajar pancasila lewat kegiatan berwirausaha juga diharapkan bisa mendidik siswa memiliki jiwa mandiri, kreatif, inovatif, berjiwa besar, dan bisa menggali potensi yang ada di sekitarnya.

Sementara itu M. Ramadani siswa kelas VII mengaku senang dengan adanya kegiatan Batik Entrepreneurship karena sebelumnya ia mengaku hanya sedikit memahami apa itu batik, namun setelah berkunjung ke rumah produksi batik, banyak wawasan yang ia dapatkan dan menurutnya sangat menarik dan unik.

Lebih lanjut, menurut salah satu pelajar lain, Oktaviani siswi kelas VII untuk membuat batik dibutuhkan ketelatenan, keuletan dan kesabaran terutama dalam pembuatan batik, “Tadi juga kita diajak melihat IPAL Komunal seperti apa, saya jadi tahu kalau terjun menjadi wirausaha batik tidak hanya fokus ke produksi saja tapi juga pengelolaan limbahnya supaya tetap bisa menjaga kesehatan lingkungan sekitar,” pungkasnya.