Orientasi Test and Treat, Upaya Dinkes Bantu Tangani Penderita ODHA

Kota Pekalongan - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat menggelar Kegiatan Orientasi Test and Treat HIV AIDS Bagi Petugas Kesehatan di Kota Pekalongan,selama 3 hari, yakni 15-17 Juni 2021. Pembukaan kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan,Dr Slamet Budiyanto,SKM,MKes, bertempat di Hotel Horison Kota Pekalongan,Selasa(15/6/2021).

Usai membuka kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan,Dr Slamet Budiyanto,SKM,MKes mengungkapkan bahwa Kegiatan Orientasi Test and Treat HIV AIDS bagi petugas kesehatan tersebut merupakan upaya Dinas Kesehatan dalam rangka meningkatkan kapasitas petugas dalam pelaksanaan layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) penderita HIV AIDS (ODHA). Budiyanto menyebutkan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 maupun Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 di dalam bidang kesehatan sendiri terdapat Standar Minimal Pelayanan (SPM) dimana menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk menjalankan SPM tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar warganya.

“Di dalam peraturan-peraturan tersebut menyatakan dukungan bagi pelayanan yang bermutu dalam rangka melaksanakan SPM ini,maka menjadi kewajiban kami untuk bisa memberikan pelatihan kepada petugas pelaksana di lapangan, dalam hal ini petugas kesehatan di rumah sakit maupun di puskesmas untuk berdiskusi bersama dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap penderita HIV AIDS sebaik-baiknya seperti apa,dimana targetnya memang harus 100 persen dengan kualitas yang diharapkan dari Menteri Kesehatan,”terang Budi.

Menurut Budi,selama ini penanganan bagi penderita ODHA sudah dilakukan,namun melalui kegiatan ini diharapkan ada penguatan dalam perawatan dan pengobatan untuk penderita ODHA ini tidak hanya dari Dinas Kesehatan saja, melainkan juga melibatkan dari petugas-petugas kesehatan di rumah sakit dan puskesmas untuk membuat jejaring penanganan HIV AIDS secara terpadu. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan cakupan perawatan dan pengobatan secara maksimal bagi penderita ODHA. Kaitannya dengan kasus HIV AIDS di Kota Pekalongan,Budi menilai masih dalam kategori tinggi.

“Penderita ODHA ini beresiko bilamana tidak tertangani baik, mereka bisa beresiko menularkan kepada orang lain. Disamping itu,jika tidak tertangani, tingkat kematian mereka juga sangat tinggi. Ini menjadi PR bersama supaya penanganan bagi ODHA bisa secara optimal dilaksanakan. Sebab,kasus penderita HIV AIDS di Kota Pekalongan masih tinggi, dimana kendalanya lebih banyak dari motivasi penderita itu sendiri ketika dinyatakan positif HIV AIDS, mereka biasanya tidak kuat atau motivasinya masih rendah, maka butuh dukungan dari semua pihak khususnya tenaga kesehatan dari dokter sampai pelayanan pengobatan bisa dipatuhi oleh penderita ODHA tersebut,”tegas Budi.

Sementara itu, Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr A. Tri Yuli Susanti,MH menjelaskan, bahwa Kegiatan Orientasi Test and Treat HIV AIDS bagi petugas kesehatan ini sebagai upaya peningkatan keterampilan dan pengetahuan dari petugas kesehatan dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS, dengan harapan akan terbentuk tim di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengelola mulai dari pengobatan pasien, melakukan pendampingan hingga tata kelola pasien yang secara optimal.

“Tentunya tidak terlepas dari dukungan baik dari lintas program maupun lintas sektor sebagai penguatan di fasyankes tersebut. Harapannya setelah petugas kesehatan ini dibekali ilmu selama 3 hari, mereka bisa memahami dan mengimplementasikan bagaimana menyiapkan pelayanan kesehatan yang maksimal ketika mereka melakukan pendampingan dan pengobatan bagi penderita ODHA,”tutur dr Yuli.

dr. Yuli memaparkan, kasus HIV AIDS di Jawa Tengah, secara umum dibandingkan di tingkat nasional, untuk penemuan kasus kemudian kasus itu diobati, Jawa Tengah menjadi peringkat pertama diantara kasus temuan HIV di provinsi-provinsi lainnya.

“Kemudian untuk temuan kasus HIV atau ODHA, Jawa Tengah menduduki peringkat 3, sementara untuk temuan kasus AIDS nya Jawa Tengah menjadi peringkat pertama. Kalau kendala dari pasien tentunya yang saat ini masih perlu dukungan dan tidak adanya stigma di masyarakat. Penderita ODHA perlu dukungan, bukan untuk dikucilkan, supaya mereka melakukan pengobatannya dengan nyaman apalagi pada saat datang ke fasyankes tersebut. Disamping itu, kesadaran penderita ODHA untuk melakukan pengobatan HIV AIDS ini yang masih rendah, karena mereka ini perlu obat seumur hidup untuk keberlangsungan kesehatannya terutama di tengah pandemi seperti sekarang ini, untuk menjaga supaya mereka tetap sehat dan jangan sampai mereka putus berobat. Kami harapkan petugas kesehatan ini bisa mengajak kembali dan melakukan pendampingan terhadap penderita ODHA rutin berobat,” tandasnya.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)