Nobar Film Tegar, Pemkot Dorong Satuan Pendidikan Wujudkan Sekolah Tanpa Diskriminasi

Kota Pekalongan - Isu kemerdekaan belajar menjadi pusat perhatian seiring dengan konsep kesetaraan dalam pendidikan. Sesuai Permendiknas nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan inklusif mengamanatkan sistem penyelenggaraan pendidikan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik berkelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Dilatarbelakangi hal tersebut, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pendidikan (Dindik) setempat mengajak para kepala sekolah di jenjang SD dan SMP untuk nonton bareng (Nobar) Film Tegar di Bioskop XXI Transmart Kota Pekalongan, Selasa (14/5/2024). Hal ini untuk menindaklanjuti Program Penguatan Pendidikan Karakter melalui film yang mendapatkan predikat inspiratif pada Tahun 2022.

Seusai menonton film Tegar, Walikota Pekalongan, HA Afzan Afzan Arslan Djunaid menyebut bahwa film Tegar, film besutan Anggi Frisca ini membuka mata semua orang tentang realita kehidupan seorang difabel. Ada banyak manfaat dan nilai kehidupan yang dapat diambil dari film tersebut. Menurutnya, film Tegar berkisah tentang seorang anak penyandang disabilitas yang dengan segala keterbatasannya berupaya keras bagaimana agar bisa mandiri dan dapat mengembangkan diri di lingkungannya.

"Menurut Saya keterbatasan fisik tidak menjadi halangan untuk beraktivitas terutama dalam bersekolah. Support paling utama adalah keluarga. Dari film ini, bukan berarti ibu Tegar  tidak sayang anaknya, tetapi hanya beda pendapat dan khawatir anaknya akan dibully. Sisi yang berbeda ini terkadang salah dan tidak sesuai dengan kehendak atau justru malah mengambil hak anak untuk sekolah dan bersosialisasi. Jangankan anak berkebutuhan khusus atau disabilitas, anak normal pun kadang dibully,"ucapnya.

Tentunya, sambung Mas Aaf, sapaan akrab Walikota Pekalongan tersebut, film ini sangat bagus untuk disaksikan sebagai salah satu langkah dan upaya untuk pembentukan dan penguatan pendidikan karakter di Kota Pekalongan. Adapun pesan dalam film tersebut, bahwa perjuangan seorang anak bernama Tegar patut dijadikan sebagai contoh dan motivasi terutama bagi anak-anak Indonesia agar memiliki karakter yang kuat. Mas Aaf menilai, para peserta didik itu berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya guna mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik ini. Artinya, semua peserta didik memiliki kesempatan dan hak yang sama.

"Saya yakin dengan pengertian ibu guru, teman teman yang sangat peduli, dan warga sekolah lainnya, serta keluarga, maka lambat laut stigma atau pandangan negatif tentang anak berkebutuhan khusus itu akan hilang. Prinsipnya adalah jangan sampai ada anak-anak di Kota Pekalongan yang tidak bersekolah,"tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Siti Nurul Izzah menerangkan bahwa, film Tegar ini merupakan film yang sangat inspiratif, dimana mengisahkan perjuangan anak penyandang disabilitas yang pantang menyerah terhadap keadaannya dan selalu berusaha berjuang untuk mendapatkan mimpi-mimpinya dan haknya agar bisa sekolah.

"Kita harus memberikan akses yang sama kepada semua orang, termasuk kepada anak-anak penyandang disabilitas. No Child Leave Behind, tidak boleh ada anak yang tertinggal untuk tetap sekolah. Mulai sekarang, di Satuan Pendidikan wajib membuka akses seluas-luaskan, siapapun yang akan belajar di sekolah tersebut. Semua satuan pendidikan wajib menerima dan memfasilitasi belajae untuk semua anak, tanpa adanya diskriminasi apapun,"pungkasnya. (Dian)