MKJP Dinilai Lebih Efektif dan Efisien

Pelaksanaan pelayanan program KB dinilai terintegrasi dengan kegiatan kelangsungan hidup ibu dan anak, sehingga perlu ada kesadaran akseptor dalam penggunaan kontrasepsi. Dinilai lebih efisien karena dapat dipakai dalam waktu yang lama serta lebih aman dan efektif, akseptor KB didorong untuk beralih ke Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). 

"Target MKJP kita sudah terpenuhi dari target 19 persen, tahun 2022 tercapai 21 persen, hanya saja yang turun ini peserta KB aktif (PA) baru tercapai 64 dari target 67 persen, penurunan ini menurut kami pengguna metode kontrasepsi perlu pembinaan (MKPP) atau kontrasepsi jangka pendek ini seperti pil atau suntik banyak yang DO karena kurangnya kedisiplinan," kata Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosidi melalui Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Muda, Niken Soerwiatrini, Senin (20/2/2023). 

Dijelaskan Niken, metode kontrasepsi jangka panjang ini memiliki banyak macam yang kemudian bisa memberikan pilihan-pilihan kepada para akseptor-akseptor yang mau menggunakannya seperti IUD (Intra Uterine Device) pada rahim, Implan, kemudian ada juga pemasangan secara operasional untuk pria dan MOW untuk operasional wanita, "Kontrasepsi jangka panjang ini lebih ringan ya, karena tidak harus ulang kembali pada jangka waktu dekat, paling tidak sudah bisa memberikan pendampingan lama kepada anak balitanya," tambahnya. 

Ia menghimbau akseptor KB yang masih menggunakan kontrasepsi jangka pendek untuk bisa beralih ke MKJP dalam mengatur jarak kelahiran, agar bisa membantu penurunan angka stunting di kota Pekalongan. 

(Dinkominfo Kota Pekalongan)