Menengok Kondisi Banjir di Kota Pekalongan

Kota Pekalongan - Curah hujan tinggi dan meluapnya sungai mengakibatkan banjir yang menggenangi permukiman di 22 kelurahan di Kota Pekalongan. Status tanggap darurat banjir selama dua pekan telah dilayangkan pemerintah setempat.
Ribuan warga terdampak banjir mengungsi di puluhan tempat pengungsian. Genangan air dari kamera drone menggenangi 80% luasan permukiman. Status tanggap darurat ditetapkan sampai 20 Februari 2021 lewat Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE.
Selama tahun 2021, musibah banjir terjadi beruntun di Kota Pekalongan. Banjir kiriman dan banjir lokal terus mengganggu kenyamanan warga. Ritual mengungsi, kembali ke rumah, membersihkan lumpur, dan kembali lagi mengungsi sudah jadi kebiasaan warga yang tinggal di daerah langganan banjir.
Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE menyampaikan bahwa dengan kejadian banjir yang kembali menggenangi Kota Pekalongan akibat curah hujan yang tinggi dan meluapnya beberapa sungai ke permukiman, pihaknya bersama jajaran Forkopimda telah melakukanbkoordinasi penanganan banjir.
Adanya SK status tanggap darurat dimaksudkan untuk memudahkan penanganan banjir, terutama kaitannya dengan pendanaan dan koordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Hal ini diungkapkan Walikota Saelany, Rabu (10/2/2021).
Menurut data BPBD Kota Pekalongan periode 9 Februari 2021, bencana banjir yang melanda Kota Pekalongan mengakibatkan 22 dari 27 kelurahan terdampak banjir dan 4.240 orang mengungsi di beberapa titik pengungsian yang telah disiapkan. Sementara untuk warga yang terdampak banjir ada pula yang tidak mengungsi.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Ribuan warga terdampak banjir mengungsi di puluhan tempat pengungsian. Genangan air dari kamera drone menggenangi 80% luasan permukiman. Status tanggap darurat ditetapkan sampai 20 Februari 2021 lewat Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE.
Selama tahun 2021, musibah banjir terjadi beruntun di Kota Pekalongan. Banjir kiriman dan banjir lokal terus mengganggu kenyamanan warga. Ritual mengungsi, kembali ke rumah, membersihkan lumpur, dan kembali lagi mengungsi sudah jadi kebiasaan warga yang tinggal di daerah langganan banjir.
Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE menyampaikan bahwa dengan kejadian banjir yang kembali menggenangi Kota Pekalongan akibat curah hujan yang tinggi dan meluapnya beberapa sungai ke permukiman, pihaknya bersama jajaran Forkopimda telah melakukanbkoordinasi penanganan banjir.
Adanya SK status tanggap darurat dimaksudkan untuk memudahkan penanganan banjir, terutama kaitannya dengan pendanaan dan koordinasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Hal ini diungkapkan Walikota Saelany, Rabu (10/2/2021).
Menurut data BPBD Kota Pekalongan periode 9 Februari 2021, bencana banjir yang melanda Kota Pekalongan mengakibatkan 22 dari 27 kelurahan terdampak banjir dan 4.240 orang mengungsi di beberapa titik pengungsian yang telah disiapkan. Sementara untuk warga yang terdampak banjir ada pula yang tidak mengungsi.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)