Membangun Jiwa Kewirausahaan Siswa Sejak Dini

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka tidak saja diarahkan untuk meningkatkan kompetensi siswa tetapi juga memberikan keterampilan tambahan kepada siswa, salah satunya membangun jiwa kewirausahaan siswa melalui Proyek Penguatan Profil Pancasila (P5). Hal ini seperti yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Kota Pekalongan yang melaksanakan kegiatan Gelar Karya Siswa dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan mengusung tema “Happy Doing The Project” berlangsung di Aula SMA Negeri 1 Kota Pekalongan, Senin (18/9/2023).

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Pekalongan, Abdur Rozak mengungkapkan bahwa, melalui Projek P5 kewirausahaan, maka siswa akan dapat merasakan bagaimana menjadi seorang pengusaha. Pada tema Kewirausahaan, siswa akan mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal, masalah yang muncul dalam pengembangan potensi tersebut, dan kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan tidak hanya penting bagi orang dewasa tetapi juga harus dan perlu dipersiapkan sedini mungkin untuk dijadikan bekal ketika dewasa kelak. Menurutnya, awalnya para guru menjadi fasilitator untuk memberikan arahan kepada siswa tentang materi dasar-dasar kewirausahaan. Siswa diajarkan bahwa sebelum memutuskan ingin menjual barang apa, siswa harus menganalisis siapa yang akan menjadi konsumennya. Karena Projek P5 dilakukan di dalam sekolah, maka konsumennya dalah para warga sekolah, teman-temannya sendiri dan para guru.

“Setelah memutuskan ingin menjual apa, siswa akan dituntut berfikir di mana dan bagaimana mendapatkan barang yang ingin dijualnya tersebut. Apabila siswa memutuskan untuk memproduksi sendiri barang yang ingin dijualnya, maka para siswa dapat bergotong royong dengan teman-temannya dalam satu kelompok. Apabila siswa memutuskan menjual barang yang sudah jadi, maka siswa harus memutuskan di mana mereka bisa mendapatkan barang yang ingin djualnya tersebut,” ucapnya.

Disampaikan Rozak, setelah siswa memiliki barang yang ingin dijual, maka tantangan siswa selanjutnya adalah bagimana siswa menampilkan jualannya agar menarik para pembeli. Karena siswa berjualannya di halaman sekolah, maka siswa tertantang untuk kreatif bagaimana agar stan jualan mereka dapat meriah dan menarik. Sebab, tampilan stan berjualan yang meriah dan menarik dapat menarik konsumen untuk mendekat ke tempat jualannya. Proses menghias stan ini juga dapat menjadi pembelajaran kreativitas bagi para siswa.

“ Proses Pembelajaran  P5 yaitu sebuah pembelajaran yang dilaksanakan dengan tujuan menguatkan Profil Pelajar Pancasila yang secara lengkap di dalamnya ada 6 dimensi yaitu penguatan sikap beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia, berbhinekaan global, mandiri, gotong royong ,dan bernalar kritis serta kreatif. Hari ini Smansa mengambil tema Kewirausahaan yang mengusung dimensi gotong royong dan kreatif. Kreativitas anak-anak dalam berkreasi dengan membuat makanan dan minuman yang menjadi ruang aktivitas kegiatan mereka untuk belajar menjadi seorang wirausaha,” tegasnya. 

Lanjutnya, jiwa kewirausahaan ini diberikan sejak dini untuk menciptakan wirausahawan muda yang kreatif dan mampu berinovasi untuk membaca peluang bisnis yang menjanjikan. Siswa diberikan keterampilan berwirausaha sejak dini sehingga mental siswa dalam melakukan wirausaha sudah terpatri sejak awal. Siswa akan memiliki kesiapan dalam mengahadapi hambatan dan kegagalan dalam berwirausaha. Gelar karya ini diikuti oleh 9 rombongan belajar (rombel) kelas 10 Kartini 1 hingga 10 Kartini 9 yang kemudian dibagi menjadi kelompok kecil kurang lebih ada 27 stand.

“Dengan kegiatan Gelar Karya P5 ini, kami berharap lulusan SMA Negeri 1 Kota Pekalongan tidak hanya memiliki prestasi akademik yang unggul, tetapi juga mempunyai cita rasa kreativitas dan gotong-royong yang kuat,” jelasnya.

Kegiatan gelar karya P5 ini disambut bahagia dan antusias oleh salah seorang murid kelas 10 Kartini 9, Anisa. Ia mengaku senang karena dengan adanya kegiatan ini,selain melatih jiwa berwirausaha, kegiatan ini juga bisa menumbuhkan sikap kegotong-royongan dan kerjasama antar siswa dalam menjalankan kewirausahaan ini . Di stand miliknya dari kelompok 3 tim 10 Kartini 9, ia dan teman-temannya membuat dan memamerkan makanan dan minuman perpaduan antara Jejepangan dan Javaneese (Jawa) .

“Menu yang kami hadirkan ada menu Megaludon yang merupakan makanan khas Jepang yang terdiri dari mie udon, telur, ayam pokpok, fish coin, fish cake. Kami juga membuat minuman uti yakni minuman teh yang didalamnya terdapat potongan buah asli seperti apel, lemon, dan kelengkeng. DI kalangan remaja saat ini maraknya budaya Hallyu yaitu budaya Jejepangan yang kami kolaborasikan dengan budaya Jawa sebagai budaya potensi lokal juga untuk menarik konsumen,” pungkasnya.