Maraknya Sarang Tawon Ndas, Damkar Imbau Warga Tak Evakuasi Sendiri

Keberadaan sarang tawon terutama jenis Vespa Affinis atau yang biasa dikenal dengan tawon ndas tengah marak di beberapa daerah menjadi perhatian sejumlah pihak, tak terkecuali Pemerintah Kota Pekalongan melalui Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP setempat yang terus menerima laporan keberadaan sarang dan aktivitas tawon yang cukup membahayakan lantaran sering berada di lingkungan rumah warga.
 
Komandan Regu 4 Damkar Satpol PP, Nur Arifin menegaskan warga sebaiknya tidak mengevakuasi sendiri sarang tawon ndas atau lebah predator Vespa Afiini yang cukup mematikan tersebut. Menurut Arifin, warga bisa melaporkan kepada petugas jika menemukan sarang tawon tersebut.
 
“Sampai saat ini dalam sepekan terakhir menurut laporan yang masuk ke kami telah ada lebih dari 20 laporan warga Kota Pekalongan terkait keberadaan sarang tawon untuk meminta kami mengevakuasi dan memusnahkannya. Kami mohon bagi warga jika di kediamannya terdapat sarang tawon khususnya tawon ndas bisa langsung hubungi Damkar Kota Pekalongan di nomor (0285) 435301 untuk pembasmian sarang tawon ndas. Karena memang butuh penanganan khusus. Terlebih tawon ini sangat berbahaya jika sudah menyerang secara berkoloni bisa menyebabkan kematian,” terang Arifin.
 
Sebenarnya, lanjut Arifin, jenis tawon ini lebih banyak menyerang jika keberadaannya terusik. Sehingga, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak mencoba membasmi sarang tawon tanpa alat-alat yang mumpuni.
Menurut Arifin, pembersihan sarang tawon biasanya dilakukan di malam hari. Sebab, jika di malam hari, aktivitas tawon mulai berkurang, tidak seagresif saat pagi hingga sore hari. Selain itu, seluruh tawon berada dalam sarangnya, sehingga evakuasi ini bisa berjalan lancar.
 
“Upaya pemusnahan dari petugas biasanya menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, pakaian khusus untuk mengevakuasi sarang tawon. Petugas akan menutup lubang sarang tawon menggunakan kain yang sudah disemprot dengan campuran air dan deterjen agar tawonnya mati. Sarang tersebut kemudian dibungkus menggunakan karung goni dan dibawa ke tempat yang lebih aman,” pungkas Arifin.