Lopis, Sajian Khas Pekalongan Saat Syawalan

Kota Pekalongan – Lopis atau Lupis, makanan berbahan dasar ketan khas Krapyak, Pekalongan memang memiliki daya tarik dan filosofi budaya tersendiri. Lopis mengandung suatu nilai filosofis tentang persatuan dan kesatuan seperti tertuang dalam sila ketiga Pancasila.
Di Kota Pekalongan, Lopis hanya dibuat dan dijumpai pada bulan Syawal usai Ramadhan. Untuk menemukan pedagang lopis, tidak terlalu sulit. Kita dapat menjumpai para pedagang Lopis menjajakan dagangannya disepanjang jalan Truntum, Jlamprang dan Jatayu. Salah satunya, Usmanuhsin (77) asal warga Krapyak yang masih setia membuat sajian lopis “Lambang Kebahagiaan”. Ia mengaku, sudah mulai membikin lopis sejak 20 tahun silam. Usaha berjualan lopis ini dilakukan hanya pada momen syawalan, di Jalan Truntum No 6.
“Makna lopis sendiri, zaman dulu orang Krapyak usai berpuasa pada bulan Syawal sebagai lambang kemenangan setelah menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Lopis ini dijadikan suguhan di tiap rumah warga Krapyak pada saat itu,”tutur Usman, Rabu (19/5/2021).
Dalam sekali produksi, Usman mampu menghabiskan sekitar 3-4 Kwintal beras ketan. Untuk memasaknya, diperlukan waktu 1-2 hari bergantung dari ukuran lopis. Dijelaskan Usman bahwa dalam proses memasak lopis, pihaknya masih menggunakan cara tradisional dengan menggunakan tungku api untuk memasak lopis.
“Biasanya dalam sekali produksi lopis, bisa menghabiskan 4Kwintal atau sekitar 300-500 lopis. Tetapi memang pada saat pandemi ini, hanya mampu memproduksi 3Kwintal,”tuturnya.
Untuk lopis buatan Usman dibandrol dari harga Rp.15Ribu-150Ribu. Di era pandemi ini, Usman mengaku penjualannya cukup terdampak sejak tahun kemarin. Tetapi hal tersebut, tidak membuat ia patah semangat. Ia menjajakan dagangannya melalui online atau Whatsapp. Saat ini, lopis buatannya tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Kota Pekalongan namun juga luar Kota Pekalongan, seperti Papua, Palembang, Sumatera, Batam, dan Cilacap.
“Awalnya mereka datang membeli untuk oleh-oleh dan suguhan pada saat festival lopis raksasa. Karena saat ini festival lopis raksasa ditiadakan, sehingga pelanggan kebanyakan membeli melalui Whatsapp. Untuk lopis sendiri tahan hingga 1 bulan lamanya,”pungkasnya.
Dijelaskan Usman, lopis dapat tahan lama bila dalam proses memasak, api tidak boleh padam. Sehingga, mempertahankan cita rasa dari lopis.
Nah, sudah tahu kan apa itu Lopis, Makanan Khas Krapyak, Kota Pekalongan. Yuk segera mencicipi kuliner yang satu ini.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Di Kota Pekalongan, Lopis hanya dibuat dan dijumpai pada bulan Syawal usai Ramadhan. Untuk menemukan pedagang lopis, tidak terlalu sulit. Kita dapat menjumpai para pedagang Lopis menjajakan dagangannya disepanjang jalan Truntum, Jlamprang dan Jatayu. Salah satunya, Usmanuhsin (77) asal warga Krapyak yang masih setia membuat sajian lopis “Lambang Kebahagiaan”. Ia mengaku, sudah mulai membikin lopis sejak 20 tahun silam. Usaha berjualan lopis ini dilakukan hanya pada momen syawalan, di Jalan Truntum No 6.
“Makna lopis sendiri, zaman dulu orang Krapyak usai berpuasa pada bulan Syawal sebagai lambang kemenangan setelah menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Lopis ini dijadikan suguhan di tiap rumah warga Krapyak pada saat itu,”tutur Usman, Rabu (19/5/2021).
Dalam sekali produksi, Usman mampu menghabiskan sekitar 3-4 Kwintal beras ketan. Untuk memasaknya, diperlukan waktu 1-2 hari bergantung dari ukuran lopis. Dijelaskan Usman bahwa dalam proses memasak lopis, pihaknya masih menggunakan cara tradisional dengan menggunakan tungku api untuk memasak lopis.
“Biasanya dalam sekali produksi lopis, bisa menghabiskan 4Kwintal atau sekitar 300-500 lopis. Tetapi memang pada saat pandemi ini, hanya mampu memproduksi 3Kwintal,”tuturnya.
Untuk lopis buatan Usman dibandrol dari harga Rp.15Ribu-150Ribu. Di era pandemi ini, Usman mengaku penjualannya cukup terdampak sejak tahun kemarin. Tetapi hal tersebut, tidak membuat ia patah semangat. Ia menjajakan dagangannya melalui online atau Whatsapp. Saat ini, lopis buatannya tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Kota Pekalongan namun juga luar Kota Pekalongan, seperti Papua, Palembang, Sumatera, Batam, dan Cilacap.
“Awalnya mereka datang membeli untuk oleh-oleh dan suguhan pada saat festival lopis raksasa. Karena saat ini festival lopis raksasa ditiadakan, sehingga pelanggan kebanyakan membeli melalui Whatsapp. Untuk lopis sendiri tahan hingga 1 bulan lamanya,”pungkasnya.
Dijelaskan Usman, lopis dapat tahan lama bila dalam proses memasak, api tidak boleh padam. Sehingga, mempertahankan cita rasa dari lopis.
Nah, sudah tahu kan apa itu Lopis, Makanan Khas Krapyak, Kota Pekalongan. Yuk segera mencicipi kuliner yang satu ini.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)