Libur Nataru, Obyek Wisata Kota Pekalongan Tetap Buka dengan Prokes Ketat

Kota Pekalongan - Pada momentum Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) setempat tetap membuka objek wisata di daerah tersebut. Namun, baik oleh pengelola dan pengunjung tetap diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19 secara ketat. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi melonjaknya kasus positif Covid- 19 di Kota Pekalongan pasca libur Natal dan Tahun Baru.

Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan,Sutarno,SH,MM mengungkapkan bahwa, jika pengunjung tetap diperbolehkan mengunjungi objek wisata di Kota Pekalongan, salah satunya di Museum Batik Pekalongan, namun dengan menerapkan prokes Covid-19 yang ketat.

“Pada momentum Libur  Nataru, obyek wisata di Kota Pekalongan tetap buka namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan diberlakukan sejumlah pembatasan diantaranya pengunjung wajib memakai masker, diatur jarak amannya, disediakan tempat cuci tangan dan handsanitizer sebelum memasuki obyek wisata,” ucap Sutarno saat ditemui di Museum Batik Pekalongan, Rabu(15/12/2021).

Sutarno menjelaskan, saat ini untuk memasuki obyek wisata di Kota Pekalongan belum memberlakukan scan aplikasi peduli lindungi. Namun, pihaknya terus mengupayakan ke depannya untuk pelayanan lebih baik lagi.

“Scan aplikasi peduli lindungi memang belum siap untuk syarat masuk obyek wisata di Kota Pekalongan, tetapi untuk di hotel-hotel sudah menerapkan. Ke depannya kita tetap mengupayakan pelayanan yang lebih baik,” terang Sutarno.

Hal senada juga diungkapkan Kepala UPTD Museum Batik Pekalongan, Bambang Saptono bahwa, pihaknya belum menerima surat untuk diberlakukan penutupan wisata. Pihaknya lebih senang jika  Wisata Museum Batik Pekalongan pada libur Nataru tetap beroperasional buka.

“Saya lebih senang jika pada saat libur Nataru itu Museum tetap buka, karena ketika kemarin sudah pernah tutup, kemudian dibuka kembali, Saya pikir untuk membangkitkan jumlah kunjungan lagi lebih susah. Terlebih, untuk tingkat kerumunan di Museum Batik masih bisa dikendalikan, dibandingkan di wisata alam. Misalkan datang kunjungan dari 3 bus, bisa kita arahkan untuk bergiliran ke ruangan-ruangan koleksi pamer yang dibagi secara bergantian, ” tegas Bambang.

Bambang menyebutkan, untuk segmen kunjungan di Museum Batik ini mayoritas didominasi oleh anak-anak sekolah. Ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dibatasi, tentunya pihaknya hanya mengandalkan kunjungan yang sifatnya insidentil dari kunjungan orang dewasa (orangtuanya), tamu dari luar kota yang pada saat itu tengah berkunjung di Kota Pekalongan.

“Untuk kembali seperti semula, kami masih berupaya salah satunya dengan pameran koleksi foto sejarah dari pelaku ekonomi kreatif ini untuk membangkitkan kunjungan ke Museum sekaligus Museum ini tetap dikenal oleh masyarakat umum, ” ungkap Bambang. 

Lebih lanjut, Bambang membeberkan, di tahun 2022 mendatang, pihaknya berupaya untuk merotasi dan menambah koleksi-koleksi kain batik yang bisa ditampilkan di ruang pamer. Mengingat, adanya keterbatasan ruangan dan saat pengajuan revitalisasi Museum Batik Pekalongan ke Pemerintah Pusat belum turun, maka hal ini menjadi upaya yang bisa menambah jumlah kunjungan ke museum ke depannya.

“Sehingga kami mengandalkan koleksi yang ada untuk dirotasi dan mudah-mudahan ada beberapa penyumbang yang meminta koleksinya supaya koleksinya bisa dipajang. Namun, karena temanya belum ada kesinambungan,maka koleksi dari beberapa penyumbang tersebut belum bisa dipamerkan, diantaranya dari koleksi kain milik Rina Akbar Tanjung yang mengirimkan 6 koleksi kain batiknya untuk dititipkan di Museum Batik ini, ” pungkas Bambang.



(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)