Lauching BKB HIU Kenanga, Inggit Fokus Perhatian 1000 HPK Anak

Sebagai upaya memperkuat komitmen percepatan penurunan kasus stunting, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) setempat melaksanakan kegiatan Penguatan Penyelenggaraan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) di Kampung KB & Launching Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB HIU)  berlangsung di BKB Kenanga Kelurahan Jenggot, Jumat (27/10/2023).

BKB Kenanga menjadi BKB pertama yang dijadikan percontohan BKB HIU di Kota Pekalongan. Program BKB HIU tersebut dilaunching langsung oleh Ketua TP PKK Kota Pekalongan sekaligus Bunda Genre dan Duta Penurunan Stunting, Hj Inggit Soraya, dan turut dihadiri Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosyidi, Camat Pekalongan Selatan, Rusmani Budiharjo, para lurah beserta ketua TP PKK Kelurahan se-Kecamatan Pekalongan Selatan, para penyuluh KB, Tim Pokja Kampung KB, dan kader BKB HIU Kenanga Kelurahan Jenggot.

Inggit menyampaikan bahwa, program BKB HIU merupakan program yang mengacu pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimana dimulai saat masa kehamilan (270 hari) hingga bayi berusia 2 tahun.

“1000 Hari Pertama Kehidupan ini sangat penting untuk menghindarkan anak dari resiko stunting. Kita harus fokus mulai dari asupan, stimulasi, pola asuh orang tua, juga perawatan kesehatannya,” ujar Inggit.

Inggit menyebutkan, di dalam Program BKB HIU terdapat enam (6) pelayanan yang menjadi fokus kegiatan di BKB HIU yakni adminitrasi kependudukan dan kepemilikian jaminan kesehatan, pengasuhan atau parenting, pemantauan tumbuh kembang balita, pembentukan karakter anak, promotif preventif pemeliharaan kesehatan, gizi dan anak serta, rujukan konseling perawatan baduta. Pihaknya berharap, melalui kegiatan tersebut dapat memperkuat komitmen dan semangat para kader, juga masyarakat diminta lebih perhatian terhadap isu stunting.

“Mudah-mudahan dengan begitu stunting di Kota Pekalongan bisa turut lebih cepat, dan bahkan kita harapannya bisa zero (0 kasus) stunting di tahun 2024,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinsos P2KB Kota Pekalongan,Yos Rosyidi memaparkan, BKB HIU Kenanga ini baru pertama kali diinisiasi di Kelurahan Jenggot. Yos mendorong setiap kelurahan terbentuk BKB HIU.

"BKB HIU dengan BKB HI bedanya ada tambahan pelayanan yang menjadi fokus kegiatan di BKB HIU yakni adminitrasi kependudukan dan kepemilikian jaminan kesehatan, pengasuhan atau parenting, pemantauan tumbuh kembang balita, pembentukan karakter anak, promotif preventif pemeliharaan kesehatan, gizi dan anak serta, rujukan konseling perawatan baduta," beber Yos.

Pihaknya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat dan OPD untuk turut serta dalam percepatan penanganan stunting sesuai dengan target.  Berdasarkan data penimbangan serempak pada Bulan Juni 2023 ada 206 baduta di Kota Pekalongan yang masih stunting. Namun, berdasarkan survey dari Kemenkes RI belum keluar hasilnya. Target penurunan stunting di Kota Pekalongan pada Tahun 2023 yakni hingga 14,88%.

“Semua harus bersinergi, termasuk OPD-OPD yang mungkin sekilas tidak berkaitan dengan ini. Saat ini sedang dilaksanakan SKI (Survey Kesehatan Indonesia), dan dapat bocoran kalau sudah ada penurunan namun belum signifikan. Sehingga, saya meminta untuk semuanya bisa bergabung bersama,”pungkasnya.