Kurangi Sampah Organik, Masyarakat Didorong Bijak Konsumsi Pangan

Kota Pekalongan - Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan terus mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola pangan guna mengurangi sampah organik yang dihasilkan setiap hari. Berdasarkan data, Kepala Dinperpa, Lili Sulistyawati menyebutkan bahwa 60 persen sampah di Kota Pekalongan adalah sisa makanan.
Persentase sampah sisa makanan tersebut dari total 160 ton sampah per hari di Kota Pekalongan, oleh sebab itu Lili menegaskan bahwa bijak pangan bukan hanya tentang menghindari pemborosan, tetapi juga memastikan setiap bahan makanan dimanfaatkan secara optimal.
"Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam merencanakan konsumsi pangan, mulai dari membeli bahan makanan sesuai kebutuhan hingga mengelola sisa makanan agar tidak terbuang percuma. Dengan langkah sederhana ini, kita bisa mengurangi limbah organik dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat," katanya.
Untuk mengupayakan bijak dalam mengkonsumsi pangan terdapat beberapa tips untuk dilakukan antara lain belanja bahan makanan yang benar-benar diperlukan, menyimpan bahan makanan dengan benar untuk menghindari pembusukan, mengolah bahan makanan secara efisien, termasuk memanfaatkan bagian makanan yang sering terbuang seperti kulit buah atau tulang ikan, memanfaatkan sisa makanan dengan mengolahnya menjadi hidangan baru atau dijadikan kompos untuk mengurangi limbah dan membagikan makanan berlebih yang masih layak konsumsi kepada yang membutuhkan.
Dengan menerapkan pola konsumsi yang lebih bijak, menurutnya tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga membantu mengurangi masalah sampah organik yang masih menjadi tantangan besar di Kota Pekalongan.
Lebih lanjut, pihaknya berencana terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelajar, komunitas, serta pelaku usaha kuliner, guna mewujudkan masyarakat yang lebih sadar pangan dan lingkungan.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
Persentase sampah sisa makanan tersebut dari total 160 ton sampah per hari di Kota Pekalongan, oleh sebab itu Lili menegaskan bahwa bijak pangan bukan hanya tentang menghindari pemborosan, tetapi juga memastikan setiap bahan makanan dimanfaatkan secara optimal.
"Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam merencanakan konsumsi pangan, mulai dari membeli bahan makanan sesuai kebutuhan hingga mengelola sisa makanan agar tidak terbuang percuma. Dengan langkah sederhana ini, kita bisa mengurangi limbah organik dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat," katanya.
Untuk mengupayakan bijak dalam mengkonsumsi pangan terdapat beberapa tips untuk dilakukan antara lain belanja bahan makanan yang benar-benar diperlukan, menyimpan bahan makanan dengan benar untuk menghindari pembusukan, mengolah bahan makanan secara efisien, termasuk memanfaatkan bagian makanan yang sering terbuang seperti kulit buah atau tulang ikan, memanfaatkan sisa makanan dengan mengolahnya menjadi hidangan baru atau dijadikan kompos untuk mengurangi limbah dan membagikan makanan berlebih yang masih layak konsumsi kepada yang membutuhkan.
Dengan menerapkan pola konsumsi yang lebih bijak, menurutnya tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga membantu mengurangi masalah sampah organik yang masih menjadi tantangan besar di Kota Pekalongan.
Lebih lanjut, pihaknya berencana terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelajar, komunitas, serta pelaku usaha kuliner, guna mewujudkan masyarakat yang lebih sadar pangan dan lingkungan.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)