Kurangi Penggunaan Gadget, Kampung Ramah Anak Ajak Anak-Anak Dolanan Tradisional

Pasca ditetapkannya Komitmen Kota Pekalongan Menuju Kota Layak Anak, Pemerintah Kota Pekalongan terus mempersiapkan diri untuk mewujudkan Kota Layak Anak dengan menerapkan program Kampung Ramah Anak di seluruh wilayah Kota Pekalongan.

Salah satu Kampung Ramah Anak yang saat ini keberadaannya masih terus digaungkan adalah Kampung Ramah Anak yang berada di Griya Pringlangu Indah, Kelurahan Pringrejo. Melihat ancaman penggunaan gadget yang dapat mempengaruhi pola pikir dan psikologis anak, Kampung Ramah Anak Pringlangu hadir mengadakan Dolan Bareng Kampung Ramah Anak untuk mengajak anak-anak di lingkungan RT 05 RW 13 Griya Pringlangu Indah bermain permainan tradisional, Jumat (12/7/2019).

Koordinator Kampung Ramah Anak Griya Pringlangu Indah, Farid Hasan Fuad mengungkapkan kampung ramah tersebut telah dirintis sejak akhir tahun 2018 untuk memberi lebih banyak ruang bermain bagi anak-anak. Di kampung ramah anak ini pula, penggunaan gadget pada anak dibatasi, bahkan dilarang pada jam-jam tertentu.

“Untuk kegiatan kampung ramah anak ini difokuskan untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget agar mereka tahu permainan-permainan tradisional, bisa bekerjasama dengan teman-temannya,” ucap Farid.

Disampaikan Farid, berbagai kegiatan positif di kampung ramah anak tersebut dilakukan seperti buka puasa bersama dan kegiatan berbagi takjil saat Bulan Ramadhan, mengajarkan anak-anak menanam pohon, bermain permainan tradisional, sosialisasi bahaya petasan dan sebagainya.

“Anggotanya anak-anak di kampung ini saja, jumlahnya telah mencapai sekitar 60 anak-anak. Melalui kegiatan dolan bareng dan mengenalkan permainan tradisional ini banyak nilai filosofi maupun budaya yang bisa dipelajari oleh anak-anak, misalnya tentang gotong royong, bersosialisasi dengan temannya. Apalagi ini masih dalam suasana liburan sekolah, anak-anak harus diberi kesadaran tentang pentingnya melestarikan permainan tradisional yang hampir punah,” terang Farid.

Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Anak, Endah Wulandari SPsi yang juga seorang psikolog anak menuturkan sangat penting anak-anak dikenalkan kembali dengan permainan tradisional dan membatasi penggunaan gadget pada anak.

“Permainan tradisional seperti engklek, egrang, permainan ular tangga, layang-layang saat ini telah jarang dimainkan anak-anak. Mereka lebih memilih sibuk sendiri dengan gadgetnya. Dengan dikenalkannya kembali, mereka bisa lebih mengenal bahwa bermain permainan tradisional juga sangat menyenangkan. Selain itu, permainan tradisional hampir semuanya membutuhkan teman untuk bermain bersama sehingga bisa mengasah jiwa sosial anak tersebut. Jika hanya bermain gadget nilai-nilai seperti itu tidak bisa didapatkan bahkan bisa merusak kesehatan mereka nantinya jika sudah menjadi kecanduan,” jelas Endah.

Menurut Endah, secara psikologis anak yang sering bermain gadget akan berpengaruh pada sikapnya. Anak lebih menyukai kesendiriannya daripada harus bersosialisasi dengan teman-temannya.

“Dengan adanya gadget anak-anak sekarang lupa bahwa kita memiliki permainan tradisional yang telah lama dibiarkan mati dan dilupakan. Sudah sepatutnya pengawasan lebih ketat dilakukan oleh orang tua terhadap penggunaan penggunaan gadget ini,” papar Endah.

Keberadaan Kampung Ramah Anak ini disambut positif para orangtua,salah satunya Rachmawati yang turut menemani anaknya bermain di kegiatan Dolan Bareng Kampung Ramah Anak.

“Saya dan para orangtua lainnya merasa sangat bersyukur dan senang sekali, ada kegiatan anak-anak yang terarah seperti ini. Kegiatan dolan bareng ini dapat mengurangi permainan yang sifatnya kekinian yaitu gadget pada anak. Anak-anak juga diajarkan kerjasama, gotong-royong, bersosialisasi antar sesama temannya. Kami selaku orangtua pun juga bisa saling mengenal karena disini lingkupnya perumahan jadi mungkin ada beberapa tetangga yang belum kenal bisa jadi saling mengenal satu sama lain,” pungkas Wati.