Kunjungan Wisatawan Menurun, Museum Batik Perkuat Kualitas Pelayanan

Kota Pekalongan - Pandemi Covid-19 tidak dipungkiri membawa dampak di sejumlah sektor terutama kunjungan wisata.Salah satunya di kunjungan Museum Batik Pekalongan  yang merupakan salah satu destinasi wisata budaya pengenalan Batik di Kota Pekalongan. Adanya pandemi yang berkepanjangan,meskipun destinasi wisata tersebut tetap buka  pada saat musim libur Natal dan Tahun Baru, jumlah kunjungan ke Museum Batik Pekalongan mengalami penurunan. Tercatat, kunjungan pengunjung ke Museum Batik terhitung mulai pada tanggal 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021 dengan tingkat pendapatan Rp1,4 juta. Demikian disampaikan Humas Museum Batik Pekalongan,Pasattimur Fajar Dewa saat ditemui di ruang kerjanya,Senin(6/1/2021).

Kendati demikian, Dewa menegaskan pihak Museum Batik akan menyusun strategi untuk kembali mendongkrak kunjungan di tahun 2021 ini dengan memperkuat kualitas pelayanan melalui suguhan kegiatan-kegiatan menarik kepada pengunjung. Menurutnya,sektor wisata dengan berbasis kualitas tidak lagi mementingkan jumlah wisatawan yang datang, melainkan dengan menerapkan konsep itu disertai dengan protokol kesehatan yang ketat,nilai ekonominya diharapkan tetap bisa diperoleh lebih tinggi.

“Untuk kunjungan libur akhir tahun 2020 kemarin tidak terlalu banyak ,dari tanggal 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021 kami rekap hanya 355 orang dengan tingkat pendapatan Rp1,4 Juta. Jumlah ini menurun dibandingkan libur Nataru 2019 silam dengan tingkat kunjungan dalam kurun waktu yang sama mencapai 1051 orang dengan pendapatan Rp4,2 Juta. Faktornya adalah adanya kebijakan dari pemerintah untuk tetap stay di rumah saat pandemi. Meski begitu, kami sudah merancang rencana kegiatan di tahun 2021 dimana secara konten hampir sama dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya namun lebih dikemas sekreatif mungkin melalui kegiatan-kegiatan lomba  menarik secara offline dan online untuk menunjang kreativitas masyarakat,” tegas Dewa.

Dijelaskan Dewa,penguatan kualitas pelayanan museum batik,salah satunya akan melibatkan media sosial dan menggandeng sejumlah komunitas dan pelajar untuk menyebarluaskan informasi seputar Museum Batik Pekalongan mulai dari koleksi-koleksi batik, kegiatan belajar membatik, workshop,dan sebagainya.

“Kunjungan ke Museum Batik dari wisatawan luar kota Pekalongan masih mendominasi, dibandingkan dari wisatawan dalam kota yang mayoritas berasal dari para pelajar-pelajar sekolah. Di masa pandemi ini, kami membuka pelayanan mulai pukul 08.00-15.00 WIB dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan pengunjung maksimal 30 orang untuk setiap sesinya. Jika lebih akan dibuat kloter secara bergantian. Harapan kami tentu pandemi ini segera berlalu dan sektor pariwisata akan menjadi salah satu sektor pendorong pemulihan ekonomi,” pungkasnya.



(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)