Kota Pekalongan Evaluasi Kasus TBC

Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menggelar workshop program Tuberkulosis (TBC) melalui aplikasi Sistem Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) dan Wajib Notifikasi Kasus TBC (Wifi TB). Workshop ini dihelat dalam rangka mengevaluasi pelaporan kasus TBC di Tahun 2023, berlangsung di Ruang Sidang Paripurna DPRD setempat, Selasa-Rabu, 22-23 Januari 2024.

Epidemiolog Kesehatan Muda Dinkes Kota Pekalongan, Opik Taufik menjelaskan bahwa, workshop ini digelar karena petugas kesehatan ada yang mengalami perpindahan tugas atau mutasi. Menurutnya, pada pelaksanaan hari pertama, peserta workshop dijelaskan materi terkait program, pencatatan dan pelaporan yang dikhususkan bagi petugs baru, sedangkan petugas lama diajarkan penginputan aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis yang diterapkan secara nasional. 

"Dilanjutkan, pada hari kedua membahas diagnosa dan penyakit TBC oleh pemateri yang berkompeten,"ucapnya saat dikonfirmasi pada hari kedua pelaksanaan Workshop TBC di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kota Pekalongan, Selasa (23/1/2024).

Opik menyebutkan, berdasarkan data evaluasi TBC dari Dinkes Kota Pekalongan, untuk kasus TBC di Kota Pekalongan pada Tahun 2023 meningkat yakni ditemukan sebanyak 962 kasus dibandingkan Tahun 2022 lalu sebanyak 838 kasus. Namun, untuk tingkat kesembuhan meningkat sebesar  95% melebihi target nasional 90% dan di Tahun 2022 sebesar 93%. 

"Namun untuk kasus TBC pada anak meningkat 90% dari kasus TBC yang ditemukan, dari 838 kasus pada Tahun 2022, 242 kasus diantaranya merupakan kasus yang ditemukan pada anak, sementara di Tahun 2023 lalu ada 158 kasus TBC pada anak. Selanjutnya, Kasus Tuberkulosis Resisten Obat (TBC-RO) atau kasus pada pasien TBC yang tidak sembuh karena yang bersangkutan tidak berobat sesuai program, pada Tahun 2022 ditemukan 22 kasus dan Tahun 2023 hanya 16 kasus,"pungkasnya.