Komisi B DPRD Jateng Dorong Pengolahan Sampah Jadi Potensi Ekonomi

Kota Pekalongan– Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah terus mendorong berbagai terobosan dalam pengelolaan sampah, salah satunya dengan mengubah sampah menjadi potensi ekonomi baru. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi B DPRD Jateng, Harun Abdul Khafidz dari Fraksi Golkar, dalam kegiatan reses bertajuk "Peningkatan Kualitas Kebijakan Melalui Media Tradisional" yang digelar di Taman Wisata Laut (TWL) Pantai Pasir Kencana, Kota Pekalongan, Minggu (27/4/2025).
Dalam kegiatan yang dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai komunitas, mahasiswa, hingga masyarakat umum, Harun mengajak semua pihak untuk tidak lagi memandang sampah sebagai masalah semata, melainkan sebagai peluang usaha yang menjanjikan, khususnya dalam memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Kalau kita padukan penyelesaian persoalan sampah dengan membangkitkan UMKM, maka akan ada jalan tengah yang bisa kita capai. Salah satunya dengan memandang sampah sebagai potensi ekonomi," terang Harun.
Ia menjelaskan, langkah awal yang akan diambil adalah membentuk komunitas-komunitas pengolah sampah di tingkat lokal. Komunitas ini nantinya akan diarahkan untuk melakukan pemilahan sampah, memproduksi kompos, hingga membudidayakan maggot, sebagai bagian dari ekosistem ekonomi sirkular. Program ini akan segera diinisiasi dalam waktu dekat dengan dukungan penuh dari aspirasi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Tidak hanya soal pengolahan sampah, dalam reses tersebut, Harun juga menyoroti pentingnya implementasi Peraturan Daerah tentang Dukungan Pengembangan Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah. Ia mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan daerah, guna mempercepat kemajuan ekonomi berbasis komunitas di seluruh kabupaten dan kota.
"Alhamdulillah, teman-teman yang hadir sangat bersemangat dan menunjukkan komitmen besar untuk menjadi bagian dari solusi, bukan justru bagian dari masalah. Ini bukti bahwa partisipasi publik bisa terus ditingkatkan untuk kemajuan daerah," tuturnya.
Lebih lanjut, Harun juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan, terlebih memasuki musim pancaroba. Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan, sebagai upaya pencegahan penyakit seperti demam berdarah.
"Kesehatan ini modal penting. Kalau kita sampai sakit, produktivitas akan menurun, dan tentu saja akan merugikan kita semua," tambah Harun.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pekalongan, Muhammad Ilyas Jazuli, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi inisiatif ini. Ia menilai bahwa generasi muda harus mengambil peran aktif dalam menyelesaikan persoalan sampah dan tidak hanya bersikap kritis terhadap pemerintah.
"Melalui kegiatan seperti ini, kita harus mampu memahami permasalahan masyarakat, khususnya soal pengelolaan sampah, dan menjadi bagian dari solusinya. Generasi muda punya tanggung jawab besar terhadap masa depan daerah ini," tegas Ilyas.
Senada dengan itu, Ketua Komunitas Pekalongan Curhat, Tina, juga mendorong seluruh masyarakat untuk lebih disiplin dalam mengelola sampah. Ia mengajak anggotanya dan masyarakat umum untuk membuang sampah organik dan non-organik pada tempat yang sudah disediakan, serta mengurangi penggunaan bahan sekali pakai seperti bungkus makanan dan minuman plastik.
"Kalau memungkinkan, bawalah tempat makan sendiri dari rumah, dan gunakan gelas atau botol isi ulang. Mengurangi plastik sekali pakai adalah langkah kecil, tapi berdampak besar untuk lingkungan," katanya.
Kegiatan reses ini tidak hanya menjadi sarana penyerapan aspirasi, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran kolektif masyarakat bahwa pengelolaan sampah bisa menjadi jalan baru menuju kemandirian ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. (Dian)
Dalam kegiatan yang dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai komunitas, mahasiswa, hingga masyarakat umum, Harun mengajak semua pihak untuk tidak lagi memandang sampah sebagai masalah semata, melainkan sebagai peluang usaha yang menjanjikan, khususnya dalam memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Kalau kita padukan penyelesaian persoalan sampah dengan membangkitkan UMKM, maka akan ada jalan tengah yang bisa kita capai. Salah satunya dengan memandang sampah sebagai potensi ekonomi," terang Harun.
Ia menjelaskan, langkah awal yang akan diambil adalah membentuk komunitas-komunitas pengolah sampah di tingkat lokal. Komunitas ini nantinya akan diarahkan untuk melakukan pemilahan sampah, memproduksi kompos, hingga membudidayakan maggot, sebagai bagian dari ekosistem ekonomi sirkular. Program ini akan segera diinisiasi dalam waktu dekat dengan dukungan penuh dari aspirasi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Tidak hanya soal pengolahan sampah, dalam reses tersebut, Harun juga menyoroti pentingnya implementasi Peraturan Daerah tentang Dukungan Pengembangan Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah. Ia mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan daerah, guna mempercepat kemajuan ekonomi berbasis komunitas di seluruh kabupaten dan kota.
"Alhamdulillah, teman-teman yang hadir sangat bersemangat dan menunjukkan komitmen besar untuk menjadi bagian dari solusi, bukan justru bagian dari masalah. Ini bukti bahwa partisipasi publik bisa terus ditingkatkan untuk kemajuan daerah," tuturnya.
Lebih lanjut, Harun juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan, terlebih memasuki musim pancaroba. Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan, sebagai upaya pencegahan penyakit seperti demam berdarah.
"Kesehatan ini modal penting. Kalau kita sampai sakit, produktivitas akan menurun, dan tentu saja akan merugikan kita semua," tambah Harun.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pekalongan, Muhammad Ilyas Jazuli, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi inisiatif ini. Ia menilai bahwa generasi muda harus mengambil peran aktif dalam menyelesaikan persoalan sampah dan tidak hanya bersikap kritis terhadap pemerintah.
"Melalui kegiatan seperti ini, kita harus mampu memahami permasalahan masyarakat, khususnya soal pengelolaan sampah, dan menjadi bagian dari solusinya. Generasi muda punya tanggung jawab besar terhadap masa depan daerah ini," tegas Ilyas.
Senada dengan itu, Ketua Komunitas Pekalongan Curhat, Tina, juga mendorong seluruh masyarakat untuk lebih disiplin dalam mengelola sampah. Ia mengajak anggotanya dan masyarakat umum untuk membuang sampah organik dan non-organik pada tempat yang sudah disediakan, serta mengurangi penggunaan bahan sekali pakai seperti bungkus makanan dan minuman plastik.
"Kalau memungkinkan, bawalah tempat makan sendiri dari rumah, dan gunakan gelas atau botol isi ulang. Mengurangi plastik sekali pakai adalah langkah kecil, tapi berdampak besar untuk lingkungan," katanya.
Kegiatan reses ini tidak hanya menjadi sarana penyerapan aspirasi, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran kolektif masyarakat bahwa pengelolaan sampah bisa menjadi jalan baru menuju kemandirian ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. (Dian)