Kesiapan Sekolah Optimalkan Pelaksanaan Uji Coba PTM

Kota Pekalongan - Menindaklanjuti rencana uji coba pembelajaran tatp muka (PTM) di Jawa Tengah, yang rencananya bakal dilaksanakan awal bulan April 2021 nanti, sekolah penyelenggara di Kota Pekalongan, terus melakukan berbagai persiapan, salah satunya di SMP Negeri 2 Kota Pekalongan yang menjadi salah satu sekolah percontohan uji coba PTM di Kota Pekalongan.

Seperti diketahui, PTM di tengah situasi pandemi mengharuskan fasilitas pendidikan harus benar- benar bisa menjamin para peserta didik, tenaga pengajar serta seluruh lingkungan belajar cukup aman dari risiko penularan virus Covid-19.

Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kota Pekalongan,Heni Daryani Spd Msi menegaskan bahwa sejumlah persiapan terus dimatangkan oleh pihak sekolah, mulai dari kesiapan peralatan pendukung protokol kesehatan yang ada di lingkungan sekolah hingga SOP kegiatan peserta didik selama berada di lingkungan sekolah.

“Menjelang uji coba PTM  di Kota Pekalongan, salah satunya di sekolah kami yang ditunjuk, sejumlah persiapan pendukung telah disediakan mulai tempat cuci tangan, handsanitizer maupun thermo gun di sekitar ruang kelas maupun di ruang berkegiatan siswa lainnya, di lingkungan sekolah. Yang tidak kalah penting, sekolah juga telah menyusun SOP pencegahan selama pelaksanaan uji coba PTM -baik yang ditujukan kepada para tenaga pengajar, tenaga kependidikan maupun bagi para peserta didik sejak dari rumah,selama di lingkungan sekolah hingga sampai di rumah lagi,”terangnya,Jumat(26/3/2021).'

Pada tahap uji coba PTM periode 1 yang dilaksanakan pada 5-16 April 2021 nanti, Heni menyebutkan, mekanisme pembelajaran di kelas akan dibuat sistem shifting (bergiliran), dimana jumlah siswa maksimal 50 persen atau 16-18 orang dalam satu kelas, sementara sisanya akan mengikuti pembelajaran via daring. Dalam proses lamanya belajar mengajar tatap muka, dalam satu hari diberlakukan 4 jam tanpa istirahat, dimana setiap jam pelajaran sekitar 30 menit. Semua yang hadir disekolah menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 secara ketat seperti wajib memakai masker, rutin mencuci tangan di tempat yang telah disiapkan, menjaga jarak aman, dan mengharuskan siswa membawa peralatan makan dan alat tulis sendiri. Tidak hanya itu, sebelum pelaksanaan uji coba PTM, kepala sekolah dan para guru yang dilibatkan dalam uji coba PTM juga wajib menjalani vaksinasi Covid-19 terlebih dahulu.

“Dalam satu hari kami bagi menjadi 3 shift, karena sekolah kami ada 2 lantai, nanti shift pertama dan ketiga ditempatkan di lantai 1 (lantai bawah) untuk kelas VII dimulai pada pukul 07.30 WIB, sementara untuk shift ketiga untuk kelas IX pada pukul 09.30 WIB. Namun, sebelum itu, anak kelas VIII di shift kedua di lantai 2 (lantai atas) sudah masuk terlebih dahulu sekitar pukul 09.00 WIB. Sehingga, tidak terjadi penumpukan maupun intensitas bertemu satu sama lain,” jelasnya.

Heni menambahkan, alur masuk dari pintu gerbang sekolah hingga naik tangga juga sudah dipersiapkan skema dan petugas yang mengarahkan, dimana akan dibuat satu arah untuk keluar masuknya agar antar siswa tidak saling berpapasan. Disamping itu, sekolah juga sudah menyiapkan ruang UKS dengan kapasitas 2 tempat tidur untuk dijadikan ruang isolasi dan ruang pemantauan kesehatan oleh tim kesehatan sekolah jika ada siswa/siswi yang mengalami gejala terpapar, ruang isolasi khusus untuk guru juga sudah ada. Saat di ruang kelas pun, siswa-siswi yang mengikuti PTM diwajibkan duduk di bangku yang telah disediakan sesuai dengan nomor urutnya.

“Secara sarana dan prasana sudah lebih 80 persen sejauh ini kesiapannya sudah terpenuhi,mulai dari fasilitas 32 wastafel di beberapa sudut sekolah, alat thermogun, handsanitizer, ruang isolasi, dan sebagainya. Untuk penyemprotan disifektan di beberapa area sekolah dilakukan secara berkala oleh tim Satgas Covid sekolah, sementara siswa-siswi kami juga kami minta untuk membawa kain lap untuk membersihkan meja, kursi atau peralatan pribadinya dengan cairan disinfektan yang sudah disediakan oleh sekolah. Sebelum uji coba PTM ini dilakukan,kami juga sudah mendata dan meminta persetujuan orang tua siapa saja yang memperbolehkan PTM dan yang tidak, sehingga jika mereka yang tidak menginginkan PTM,tetap kami fasilitasi pembelajaran melalui sistem daring,”pungkasnya.


(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)