Kesaktian Pancasila, Momentum Refleksi Diri

Kota Pekalongan - Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober menjadi salah satu momentum untuk merefleksikan kembali nilai-nilai Pancasila yang merupakan awal baik untuk menyatukan cita-cita dan langkah bangsa ke depan.

Bertempat di Warung Apresiasi Seni (Wapress) Kota Pekalongan, Jum'at malam, 1 Oktober 2021, Pemkot Pekalongan menggelar Kajian Bangsa, Budaya dan Pancasila serta tanya jawab dengan tema “Penanaman Ideologi Pancasila Sebagai Dasar Antisipasi Konflik di Kota Pekalongan".

Saat sambutan, Plt Kepala Kesbangpol, Sukirno menyampaikan harapannya atas terselenggaranya acara ini yang diharapkan dapat meningkatkan peran masyarakat dalam mencegah konflik sosial melalui penanaman ideologi Pancasila.

"Jika dikupas nilai-nilai Pancasila, pertama yakni, ketuhanan yang maha esa. Sila ini menjadi penjabaran dari sila setelahnya. Semua nilai yang terkandung dalam Pancasila sejalan dengan ajaran semua agama," ungkap Sukirno.

Sementara itu, perwakilan Ikatan Kawan Lama sekaligus alumni kursus Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional), Adrianto Hendrik Setiawan mengatakan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa, hakikatnya lahir dari jiwa dan kepribadian bangsa serta perjanjian luhur diharapkan bisa diimplementasikan untuk diri sendiri dan sekitar.

Senada dengan itu, Pengawas LPPL Batik TV, M Imaddudin menuturkan, dalam sejarah RI telah terjadi peristiwa besar dimana Indonesia hampir terpecah belah karena masuknya ideologi komunis, liberalis dan agama.  

"Tentu dengan perjuangan para pahlawan membuat Indonesia bisa bertahan sampai saat ini menjadi potensi besar bangsa untuk mempersatukan SARA, budaya, golongan dll yang ada," katanya.

Khususnya di Kota Pekalongan, lanjutnya sebagai kota yang dikenal sebagai kota santri, Kota Pekalongan memiliki banyak keragaman didalam masyarakat (etnis jawa, arab, dan tionghoa). Keberagaman itulah yang menjadi pemersatu salah satunya melalui akulturasi budaya yakni motif batik dan kuliner Pekalongan.

"Keberagaman itu justru menjadi pemersatu masyarakat. Sintesis Indonesia ada di Pekalongan. Meskipun, kota Pekalongan merupakan kota kecil di Pulau Jawa tetapi menyumbang begitu besar untuk peradaban Indonesia," imbuhnya.

Ia juga mengajak generasi muda sebagai penerus bangsa, untuk ikut kontribusi dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.

"Generasi penerus bangsa harus berusaha untuk merekatkan kembali, sehingga tidak terjadi perpecahan dan konflik yang merongrong persatuan," pungkasnya.

Kegiatan tersebut juga diisi dengan diskusi panel dan tanya jawab, sebagai narasumber terdiri dari Tokoh Agama yakni Gus Ipul, Budayawan yaitu Angger SM dan  Masyarakat Adat, Asworo P.


(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)