Kemitraan Ajak Pengrajin Batik di Kota Pekalongan Gunakan Pewarna Alam

Seiring meningkatnya tren 'back to nature' penggunaan pewarna berbahan alami menjadi pilihan. Oleh karena itu, Kemitraan Indonesia mengajak para pengrajin batik di Kota Pekalongan ini kembali menggunakan pewarna alami dalam produksi batiknya seperti yang dilakukan pembatik terdahulu.

Direktur Program Kemitraan Indonesia, Dewi Rizky menjelaskan bahwa, dengan kembali ke pewarnaan alami dalam produksi batik, maka batik tulis pewarna alami yang menjadi warisan dunia itu dapat dipertahankan di Kota Pekalongan, yang juga sudah ditetapkan sebagai Kota Batik Dunia oleh UNESCO.

"Dengan pewarna alami tersebut, warna pada kain batik lebih tahan lama atau tidak mudah luntur. Selain itu, proses membatik juga tidak meninggalkan limbah sebab pencelupan pada bahan pewarna dilakukan hingga seluruh bahan terserap pada kain," ucapnya saat kegiatan  kegiatan Penutupan Country Exchange Delegates 2023, berlangsung di Hotel The Sidji Kota Pekalongan, Jumat siang (9/6/2023).

Dewi optimistis, batik dengan pewarna alami memiliki segmen pasar khusus dan mempunyai peluang untuk diterima di pasar internasional sebab tidak mencemari lingkungan. Disamping mengedukasi para delegasi dari 20 negara asing ini, Kemitraan juga akan melatih 400 orang pengrajin batik di Kota Pekalongan dengan menggunakan pewarna alami.

"Nantinya produksi batik mereka bisa memiliki harga yang memang premium dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," tegasnya.

Terpisah, Koordinator Pameran Batik pada Penutupan Country Exchange Delegates 2023, Dita menjelaskan, pameran batik yang dihadirkan khusus pada acara serangkaian program Adaptation Fund di Kota Pekalongan pada 7-9 Juni 2023 ini berjalan dengan lancar.

"Ada delegasi-delegasi dari 20 negara yang datang ke Kota Pekalongan untuk melihat secara langsung dan belajar pembuatan batik shibori dengan pewarnaan alami dari daun indigo," tutur Dita.

Dita menerangkan bahwa, produk-produk batik yang ditampilkan di pameran ini merupakan hasil karya dari anak-anak muda Kota Pekalongan yang telah ikut pelatihan dari Kemitraan Indonesia. Dimana, hasil karya mereka juga sudah terjual dan banyak diminati oleh masyarakat dari negara-negara asing di dunia.

"Para tamu delegasi 20 negara juga sangat antusias sekali melihat praktek dan membeli produk-produk batik corak shibori yang menggunakan pewarna alami ini. Kami sangat senang, mereka sangat antusias dan menghargai produk-produk batik asli Kota Pekalongan. Kami juga berharap, anak-anak muda Kota Pekalongan bisa semakin banyak yang turut serta melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa," harapnya.

Salah satu delegasi dari negara Kenya, Ms. Anne Mumbi Gateru, mengaku senang dan berkesan baik mendapat kesempatan mewakili negaranya untuk bisa saling bertukar pengalaman dan ilmu selama mengikuti program Country Exchange Delegates 2023 ini.

"Walaupun hanya beberapa hari disini, Saya mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu baru terkait apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan dan masyarakat dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan melestarikan budaya batik sebagai warisan budaya bangsa. Masyarakat disini juga sangat ramah dan baik sekali. Terimakasih Kota Pekalongan sudah memberikan banyak pengalaman yang berkesan bagi Saya agar nantinya Saya bisa menerapkan hal-hal yang baik untuk negara Saya ke depan," tandasnya.