Kelurahan Medono Aktif Tangani Darurat Sampah Lewat Pemberdayaan Warga dan Sosialisasi 3R

Kota Pekalongan – Menghadapi darurat sampah di Kota Pekalongan, Kelurahan Medono mengambil langkah aktif melalui pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi intensif tentang konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Program-program lain seperti kantong sedekah sampah, bank sampah per-RW, dan edukasi pengelolaan sampah di sekolah menjadi bagian dari upaya nyata yang dilakukan untuk menciptakan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Lurah Medono, Muhammad Mahson saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (9/5/2025) menjelaskan bahwa 12 RW dan 80 RT di wilayahnya telah mendapatkan sosialisasi secara menyeluruh mengenai pentingnya penerapan 3R di lingkungan masing-masing. “Masyarakat harus memahami bahwa kondisi darurat ini adalah tanggung jawab bersama. Sampahmu adalah tanggung jawabmu,” tandasnya.

Salah satu penerapan nyata konsep reduce adalah dengan menyediakan kantong sedekah sampah di sekolah, pondok pesantren, dan perkantoran. Sampah seperti plastik, kertas, dan barang keras sudah dipilah sejak awal. Sampah yang terkumpul kemudian dikirim ke program sodakoh sampah untuk dijual. “Hasil penjualan dibagi dua 50 persen dikembalikan kepada penyetor, 50 persen untuk pengentasan stunting di wilayah kami,” ujarnya.

Dijelaskan Mahson, untuk reuse dan recycle, prosesnya masih berjalan dan terus dikembangkan. Ketiga unsur dalam 3R tidak hanya disampaikan dalam sosialisasi, tetapi telah diaplikasikan langsung oleh masyarakat.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Kelurahan juga menghidupkan kembali Tempat Pengolahan Sampah berbasis 3R (TPS3R) yang sebelumnya sempat tidak aktif. “KSM Medono Resik kami hidupkan kembali sejak April. Kami ingin membangunkan kembali semangat dan kepedulian masyarakat terhadap persoalan sampah,” ungkapnya.

Saat ini, setiap RW dilayani oleh gerobak dan tossa yang mengangkut sampah terpilah ke TPS3R. Sampah organik diproses menjadi kompos, sedangkan residu dikelola lebih lanjut. Kelurahan juga mendorong pembentukan bank sampah di setiap RW, yang akan dipusatkan di Kelurahan Medono dan terhubung dengan Bank Sampah Kota Pekalongan.

Ia menambahkan bahwa edukasi juga menyasar pelajar. Anak-anak diminta membawa sampah yang telah dipilah dari rumah ke sekolah satu bulan sekali. Setelah disetor, sampah langsung dikelola agar tidak menumpuk di sekolah. “Kami ingin anak-anak memiliki mindset memilah sampah sejak dini, agar kebiasaan ini terbentuk juga di lingkungan rumah mereka,” imbuhnya.

Mahson menerangkan bahwa operasional TPS3R saat ini sedang ditata ulang oleh KSM Medono Resik dengan dukungan dari 12 RW, 80 RT, serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan. “Dukungan dari wali kota dan wakil wali kota juga sangat penting agar KSM ini benar-benar berdaya guna dan membawa manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.


(Dinkominfo Kota Pekalongan)