Kader PKK Dibekali Pencegahan HIV AIDS

Guna mencegah penyakit HIV di Kota Pekalongan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan Penguatan Kapasitas Kader PKK Kota Pekalongan dalam Pencegahan HIV-AIDS di Aula TP PKK Kota Pekalongan, Kamis (14/12/2023).
Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya menyampaikan bahwa kegiatan pembekalan bagi kader PKK mengenai pencegahan HIV ini sangat bagus, apalagi awal Desember bertepatan dengan Hari AIDS. "Terima kasih Dinkes sudah menggandeng kader PKK menekankan bahaya virus HIV AIDS dan bagaimana pencegahannya serta kalau sudah terjadi hal yang harus dilakukan seperti apa," tutur Inggit.
Disampaikan Inggit, pengetahuan tentang HIV AIDS sudah dijelaskan oleh dr Rizal, bahkan hadir salah satu ODHA yang sudah 9 tahun mengonsumsi obat dan masih sehat sampai sekarang. "Bagaimana mengupayakan agar pengidap HIV tidak menularkan lagi dan mau berobat? Saat ini saya masih melihat stigma negatif, ODHA dikucilkan dari lingkungan sosial. Hari ini sudah dijelaskan bahwa AIDS menular hanya lewat darah dari alat suntik, tato, dan dari ibu ke anak. Sedangkan melalui sentuhan, makan minum dengan satu tempat tidak berbahaya sama sekali," ungkap Inggit.
Menurut Inggit tak perlu menjauhu ODHA kalau bisa diberi semangat agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik. "Harapannya setelah pembekalan ini para kader PKK menularkan ke banyak orang tentang pengetahuan yang didapat hari ini," tandas Inggit.
Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya menyampaikan bahwa kegiatan pembekalan bagi kader PKK mengenai pencegahan HIV ini sangat bagus, apalagi awal Desember bertepatan dengan Hari AIDS. "Terima kasih Dinkes sudah menggandeng kader PKK menekankan bahaya virus HIV AIDS dan bagaimana pencegahannya serta kalau sudah terjadi hal yang harus dilakukan seperti apa," tutur Inggit.
Disampaikan Inggit, pengetahuan tentang HIV AIDS sudah dijelaskan oleh dr Rizal, bahkan hadir salah satu ODHA yang sudah 9 tahun mengonsumsi obat dan masih sehat sampai sekarang. "Bagaimana mengupayakan agar pengidap HIV tidak menularkan lagi dan mau berobat? Saat ini saya masih melihat stigma negatif, ODHA dikucilkan dari lingkungan sosial. Hari ini sudah dijelaskan bahwa AIDS menular hanya lewat darah dari alat suntik, tato, dan dari ibu ke anak. Sedangkan melalui sentuhan, makan minum dengan satu tempat tidak berbahaya sama sekali," ungkap Inggit.
Menurut Inggit tak perlu menjauhu ODHA kalau bisa diberi semangat agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik. "Harapannya setelah pembekalan ini para kader PKK menularkan ke banyak orang tentang pengetahuan yang didapat hari ini," tandas Inggit.
Akses Layanan Pemeriksaan HIV
Di Kota Pekalongan ada 14 puskesmas yang melayani tes HIV baik itu VCT yakni orang atau masyarakat yang secara sukarela memeriksakan diri atau inisiasi dari petugas kesehatan. "Di Kota Pekalongan juga sudah ada klinik Perawatan, Dukungan & Pengobatan (PDP) atau Care, Support & Treatment (CST) untuk pengobatan ODHA, selain itu juga sudah ada RSUD Bendan," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Pekalongan, dr Indah Kurniawati.
Terkait cara mengakses layanan, masyarakat bisa datang ketika jam layanan dibuka, kemudian sampaikan bahwa secara sukarela ingin melakukan tes VCT. Selain ke fayankes, bisa juga ke kantor dinkes ke bagian pencegahan penyakit menular.
"Sebelum tes kami lakukan konseling terkait risiko umum kalau positif seperti apa. Kalau positif kami dorong untuk melakukan pengobatan serta mengubah perilaku hidup sehat. Layanan untuk HIV ini gratis, tetapi di puskesmas ada biaya pendaftaran di depan Rp10 ribu bagi yang tak memiliki BPJS, begitu pula di RSUD Bendan ketika tidak ada rujukan ada biaya pendaftaran, namun layanan pemeriksaan gratis," beber dr Indah.
Terkait cara mengakses layanan, masyarakat bisa datang ketika jam layanan dibuka, kemudian sampaikan bahwa secara sukarela ingin melakukan tes VCT. Selain ke fayankes, bisa juga ke kantor dinkes ke bagian pencegahan penyakit menular.
"Sebelum tes kami lakukan konseling terkait risiko umum kalau positif seperti apa. Kalau positif kami dorong untuk melakukan pengobatan serta mengubah perilaku hidup sehat. Layanan untuk HIV ini gratis, tetapi di puskesmas ada biaya pendaftaran di depan Rp10 ribu bagi yang tak memiliki BPJS, begitu pula di RSUD Bendan ketika tidak ada rujukan ada biaya pendaftaran, namun layanan pemeriksaan gratis," beber dr Indah.