Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan Ampuh Tangkal DBD

Musim penghujan yang dibarengi dengan tingginya curah hujan, sangat memungkinkan munculnya sejumlah penyakit salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue atau DBD. Penyakit DBD adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis. Dengan banyaknya genangan yang terbentuk dari penampungan air terbuka atau lubang-lubang, membuat nyamuk Aedes aegypti sangat mudah berkembang biak. Hal ini dikarenakan genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mengimbau kepada masyarakat Kota Pekalongan agar waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Epidemiolog Kesehatan Muda Dinkes Kota Pekalongan, Opik Taufik menjelaskan bahwa, kondisi musim hujan menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk Aedes Egypti. Telur-telur nyamuk ini berkembang biak ketika ada genangan air hujan, yang dapat meningkatkan risiko penularan penyakit. Oleh karena itu, pihaknya memberikan imbauan kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Sejak Januari hingga awal Maret 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan mencatat sudah ada 7 warga yang terjangkit kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Saat ini kasusnya masih kondusif, namun barusan kami mendapatkan 6 laporan masuk kembali dari rumah sakit dan puskesmas. Utuk menangani hal tersebut, kami langsung menerjunkan tim agar meninjau langsung ke Rumah Sakit dan Puskesmas tersebut yang diduga merawat suspect DBD. Terakhir di data kami ada 7 kasus pada awal tahun 2024 ini ,"ucap Opik.
Opik mengaku bersyukur, dari 7 temuan kasus terakhir tersebut tidak ada pasien yang meninggal dunia. Ia juga mengajak kepada masyarakat agar lebih peduli dan cepat menangani jika mendapati keluarga atau anak yang mengalami gejala DBD seperti sakit perut, demam, dan badan pegal untuk segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar bisa dilakukan penanganan yang tepat dan tidak sampai terlambat. Ia menambahkan, Dinkes juga telah berupaya menangani kasus DBD di Kota Pekalongan, salah satunya dengan melakukan pengasapan atau fogging di Kelurahan yang ditemukan kasus DBD yakni di Kelurahan Krapyak ada 2 kasus, 1 kasus di Kelurahan Kandang Panjang, 1 kasus di Kelurahan Jenggot, 1 kasus di Kelurahan Kauman, 1 kasus di Kelurahan Sapuro Kebulen dan 1 kasus di Kelurahan Medono.
"Untuk itu, masyarakat juga diminta untuk selalu menjaga kondisi dan kebersihan lingkungan sekitar terlebih saat ini cuaca tak menentu, kadang hujan, kadang panas. Kalau rumah sudah bersih, tetapi lingkungan sekitar jorok, sehingga penampungan air banyak, jentik-jentik nyamuk banyak, kalaupun disemprot percuma. Ayo bersama-sama peduli menjafa kebersihan lingkungan rumahnya, lingkungan sekitar secara rutin dan serentak. Tetap jaga kondisi tubuh dan jaga kebersihan agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit,"tandasnya.
Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Epidemiolog Kesehatan Muda Dinkes Kota Pekalongan, Opik Taufik menjelaskan bahwa, kondisi musim hujan menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk Aedes Egypti. Telur-telur nyamuk ini berkembang biak ketika ada genangan air hujan, yang dapat meningkatkan risiko penularan penyakit. Oleh karena itu, pihaknya memberikan imbauan kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Sejak Januari hingga awal Maret 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan mencatat sudah ada 7 warga yang terjangkit kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Saat ini kasusnya masih kondusif, namun barusan kami mendapatkan 6 laporan masuk kembali dari rumah sakit dan puskesmas. Utuk menangani hal tersebut, kami langsung menerjunkan tim agar meninjau langsung ke Rumah Sakit dan Puskesmas tersebut yang diduga merawat suspect DBD. Terakhir di data kami ada 7 kasus pada awal tahun 2024 ini ,"ucap Opik.
Opik mengaku bersyukur, dari 7 temuan kasus terakhir tersebut tidak ada pasien yang meninggal dunia. Ia juga mengajak kepada masyarakat agar lebih peduli dan cepat menangani jika mendapati keluarga atau anak yang mengalami gejala DBD seperti sakit perut, demam, dan badan pegal untuk segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar bisa dilakukan penanganan yang tepat dan tidak sampai terlambat. Ia menambahkan, Dinkes juga telah berupaya menangani kasus DBD di Kota Pekalongan, salah satunya dengan melakukan pengasapan atau fogging di Kelurahan yang ditemukan kasus DBD yakni di Kelurahan Krapyak ada 2 kasus, 1 kasus di Kelurahan Kandang Panjang, 1 kasus di Kelurahan Jenggot, 1 kasus di Kelurahan Kauman, 1 kasus di Kelurahan Sapuro Kebulen dan 1 kasus di Kelurahan Medono.
"Untuk itu, masyarakat juga diminta untuk selalu menjaga kondisi dan kebersihan lingkungan sekitar terlebih saat ini cuaca tak menentu, kadang hujan, kadang panas. Kalau rumah sudah bersih, tetapi lingkungan sekitar jorok, sehingga penampungan air banyak, jentik-jentik nyamuk banyak, kalaupun disemprot percuma. Ayo bersama-sama peduli menjafa kebersihan lingkungan rumahnya, lingkungan sekitar secara rutin dan serentak. Tetap jaga kondisi tubuh dan jaga kebersihan agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit,"tandasnya.