Jadi Motor Penggerak Keluarga Berkualitas, Dinsos-P2KB Evaluasi dan Bina 27 Kampung KB

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) menggelar kegiatan Evaluasi dan Pembinaan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) tahun 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat program keluarga berkualitas di tingkat kelurahan serta mendorong pertumbuhan penduduk yang seimbang, berlangsung di ruang Buketan, Kantor Sekretariat Daerah, Selasa (29/4/2025).
Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosidi menyampaikan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki dua target utama, yakni menciptakan pertumbuhan penduduk yang seimbang serta membangun ketahanan kelurahan. "Pertumbuhan penduduk seimbang berarti jumlah penduduk tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Kita melihat di beberapa negara sudah mulai ada kecenderungan penurunan jumlah penduduk akibat rendahnya angka pernikahan. sehingga kita perlu menjaga keseimbangan ini," jelasnya.
Selain itu, ketahanan kelurahan juga menjadi fokus penting. Kota Pekalongan sendiri telah menunjukkan prestasi membanggakan dalam pengembangan Kampung KB. Kampung KB Jenggot berhasil meraih juara II tingkat Provinsi Jawa Tengah, sementara Padukuhan Kraton meraih juara harapan pada tahun-tahun sebelumnya. “Alhamdulillah, saat ini seluruh 27 kelurahan di Kota Pekalongan sudah membentuk Kampung KB, dari yang sebelumnya hanya 7 kelurahan. Namun, untuk dapat maju ke tingkat provinsi, Kampung KB harus sudah terbentuk minimal tiga tahun, yakni antara 2016 hingga 2022. Bagi Kampung KB yang baru dibentuk, kami harapkan bisa belajar dan mempersiapkan diri melalui seleksi seperti yang kami adakan hari ini,” lanjutnya.
Dalam kegiatan evaluasi kali ini, dijelaskan Yos, juga dilakukan pembinaan tambahan yang mengaitkan program Kampung KB dengan program Kelurahan Ramah dan Peduli Perempuan Anak (KRPPA), sejalan dengan arahan pemerintah provinsi untuk meningkatkan sinergi antara kedua program tersebut.
Di sisi lain, upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pekalongan juga menunjukkan hasil positif. Program percepatan seperti pengasuhan anak stunting yang diterapkan di sejumlah kelurahan berhasil membawa perubahan, dengan prevalensi stunting pada tahun 2024 tercatat sebesar 17,86 persen. “Dengan kolaborasi dan pembinaan yang terus menerus, kami optimistis akan mampu menciptakan keluarga berkualitas, kelurahan yang kuat, serta mewujudkan pertumbuhan penduduk yang ideal di Kota Pekalongan,” pungkasnya.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosidi menyampaikan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki dua target utama, yakni menciptakan pertumbuhan penduduk yang seimbang serta membangun ketahanan kelurahan. "Pertumbuhan penduduk seimbang berarti jumlah penduduk tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Kita melihat di beberapa negara sudah mulai ada kecenderungan penurunan jumlah penduduk akibat rendahnya angka pernikahan. sehingga kita perlu menjaga keseimbangan ini," jelasnya.
Selain itu, ketahanan kelurahan juga menjadi fokus penting. Kota Pekalongan sendiri telah menunjukkan prestasi membanggakan dalam pengembangan Kampung KB. Kampung KB Jenggot berhasil meraih juara II tingkat Provinsi Jawa Tengah, sementara Padukuhan Kraton meraih juara harapan pada tahun-tahun sebelumnya. “Alhamdulillah, saat ini seluruh 27 kelurahan di Kota Pekalongan sudah membentuk Kampung KB, dari yang sebelumnya hanya 7 kelurahan. Namun, untuk dapat maju ke tingkat provinsi, Kampung KB harus sudah terbentuk minimal tiga tahun, yakni antara 2016 hingga 2022. Bagi Kampung KB yang baru dibentuk, kami harapkan bisa belajar dan mempersiapkan diri melalui seleksi seperti yang kami adakan hari ini,” lanjutnya.
Dalam kegiatan evaluasi kali ini, dijelaskan Yos, juga dilakukan pembinaan tambahan yang mengaitkan program Kampung KB dengan program Kelurahan Ramah dan Peduli Perempuan Anak (KRPPA), sejalan dengan arahan pemerintah provinsi untuk meningkatkan sinergi antara kedua program tersebut.
Di sisi lain, upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pekalongan juga menunjukkan hasil positif. Program percepatan seperti pengasuhan anak stunting yang diterapkan di sejumlah kelurahan berhasil membawa perubahan, dengan prevalensi stunting pada tahun 2024 tercatat sebesar 17,86 persen. “Dengan kolaborasi dan pembinaan yang terus menerus, kami optimistis akan mampu menciptakan keluarga berkualitas, kelurahan yang kuat, serta mewujudkan pertumbuhan penduduk yang ideal di Kota Pekalongan,” pungkasnya.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)