Jadi Komoditas Ekspor Andalan, Sarung Batik Pekalongan Mulai Diminati Pasar Global

Saat ini popularitas batik Pekalongan sudah semakin mendunia, tak terkecuali produk sarung batik. Tidak hanya digemari oleh masyarakat dalam negeri saja, melainkan sarung batik yang merupakan salah satu identitas kebanggaan masyarakat Kota Batik ini pun juga digemari oleh masyarakat dari berbagai belahan dunia. Sehingga, produk asli Kota Pekalongan saat ini menjadi salah satu komoditas ekspor andalan daerah tersebut.
 
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop-UKM) Kota Pekalongan, Sri Haryati menyampaikan bahwa produk sarung batik asal Kota Pekalongan memiliki potensi yang cukup besar untuk dijual ke pasar ekspor dan diminati pasar perdagangan global, khususnya di Kawasan Asia.
 
“Sudah banyak pelaku UKM Kota Pekalongan yang telah kami dampingi ekspor, dari pendampingan tersebut, UKM dari komiditi sarung batik Pekalongan sudah ada beberapa yang mengekspor ke negara luar seperti ke Thailand, Singapura, Korea, Malaysia, India, China, Saudi Arabia, Dubai, Hongkong,” terang Haryati saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (28/11/2019).
 
Menurut Haryati, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dindagkop-UKM pun telah melakukan beragam upaya untuk mengekspansi tujuan ekspor sarung batik, tidak hanya ke negara kawasan Asia saja. Beberapa kawasan di dunia pun kini mulai dijajaki. Haryati meyakini, dengan diinstruksikannya aturan Walikota mengenai pemakaian sarung batik setiap hari Jumat juga akan meningkatkan minat pecinta sarung batik yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat serta mempopulerkan keberadaan sarung batik itu sendiri.
 
“Jumlah eksportir di Kota Pekalongan hingga bulan September 2019, tercatat 21 orang dari pendampingan eksportir dengan jumlah nilai ekspor yang telah tercapai Rp15.98 juta USD,” tutur Haryati. Selain sarung batik, komoditi yang sering diekspor juga ada berbagai jenis diantaranya  tekstil yang diekspor ke negara Korea, India, Vietnam, Cina, Singapore, Bangladesh. Disamping itu,  komiditi dari craft, kain batik, tembaga batik, dan hasil olahan ikan juga sudah banyak,” beber Haryati.
 
Pada saat Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-113 Kota Pekalongan, 2 April 2019 lalu, Walikota Pekalongan menyampaikan bahwa sebelumnya penggunaan batik sebagai busana Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai upaya melestarikan kerajinan batik dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Lebih lanjut, kata beliau, sebelumnya penggunaan sarung batik sebagai busana ASN hanya dipakai pada pekan tertentu saja, namun mulai 2 April 2019 harus dipakai oleh semua pegawai setiap hari Jumat.
 
“Penggunaan sarung batik setiap Hari Jumat yang diperkuat dengan surat edaran ini dapat memberikan pengaruh positif bagi peningkatan ekonomi kepada pelaku usaha batik dan semakin mempromosikan sarung batik di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Saelany.