Impian dan Harapan Menuju Kota Pekalongan tahun 2050

Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pendidikan Kota Pekalongan menggelar lomba presentasi Impian dan Harapan Kota Pekalongan tahun 2050. Peserta terdiri atas pelajar tingkat SMP/ MTs/sederajat se-Kota Pekalongan. “Mimpi adalah visi, makanya semua orang butuh impian sebagai acuan meraih masa depan. Kemudian tugas kita sebagai guru dan orang tua adalah memastikan bahwa anak-anak kita memiliki mimpi besar dan mendukung mereka mewujudkannya,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Soeroso saat membuka acara tersebut di Gedung BP2MK Eks Bakorwil III Kawasan Jetayu Kota Pekalongan, Minggu (26/8/2018).
Menurut Soeroso, impian dan harapan begitu penting, seperti para pakar psikolog yang mengatakan impian akan mengendap dalam alam bawah sadar lalu akan menuntun langkah anak-anak untuk meraihnya. Bahkan keberhasilan dunia saat ini merupakan impian-impian dari orang-orang terdahulu. Maka Pemkot Pekalongan menggelar kompetisi ini agar melihat sejauh mana impian dan harapan anak-anak Kota Pekalongan terhadap kota tercintanya. “Kita bisa melihat Impian dan harapan anak-anak 32 tahun kedepan, memang tantangan lebih berat. Namun tugas kita adalah mendukungnya,” paparnya.
Lomba ini, selain harus memikat tentang isi impian dan harapan, Soeroso menjelaskan lomba ini merupakan bentuk melatih keberanian siswa untuk tampil di depan umum dan belajar public speaking, originalitas ide, dan sistematika. Lama presentasi selama tujuh menit, tidak penting juaranya melainkan prosesnya. “Ini selaras dengan impian dan harapan Kota Pekalongan, yakni kita sebagai warga yang mencintai Kota Pekalongan harus mau berproses membangun kota tercinta,” katanya.
Lomba tersebut juga bagian dari memeriahkan pameran inovasi dan kreativitas Kota Pekalongan dalam menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-23.
Dari berbagai peserta lomba, meskipun masih tingkat pelajar menengah pertama, namun siswa-siswi Kota Pekalongan sudah memiliki gagasan yang mumpuni. Semisal gagasan dari siswi SMP Negeri 2 Pekalongan, Hazna Nabila dalam presentasinya berjudul ekowisata terumbu karang Kota Pekalongan yang berusaha menuntaskan masalah rob dengan budidaya terumbu karang serta meningkatkan perekonomian warga lewat wisata. “Alasan saya memilih judul Terumbu karang karena bisa mengurangi dampak rob yang memprihatinkan di Kota Pekalongan,” paparnya.
Sementara Siswi SMP Pius Pekalongan, Tifany Michele Sugiono mempresentasikan kesenian dan budaya sebagai denyut nadi perekonomian Kota Pekalongan melalui konsep Pekalongan Center of Art. Apalagi Kota Pekalongan sudah diakui di dunia internasional karena menyandang predikat sebagai Kota Kreatif Dunia. “Tentu mewujudkannya tidak mudah karena butuh banyak kerjasama semua pihak. Namun jika kita sungguh-sungguh hal itu tidaklah mustahil
Tim Diseminasi Informasi dan Komunikasi Publik - Dinkominfo Kota Pekalongan