Hari Santri, Lomba Mewarnai dan LCC Digelar Perdana

Masih dalam semarak peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2019, Pemerintah Kota Pekalongan menggandeng Pengurus Cabang Rabithah Ma'ahad Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kota Pekalongan menyelenggarakan Kegiatan Lomba Mewarnai tingkat Raudhatul Athfal (RA) dan Lomba Cerdas Cermat (LCC) tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Taman Pendidikan Alquran (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin). Perlombaan tersebut dilangsungkan di Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Rabu (23/10/2019).

Ratusan pelajar dari berbagai sekolah RA, MI, Madin maupun TPQ sejak pagi bersemangat mengikuti perlombaan yang digelar secara perdana ini.

Ketua panitia Lomba Mewarnai dan LCC Peringatan Hari Santri Nasional, Abdul Adhim mengungkapkan bahwa lomba-lomba tersebut sengaja digelar selain untuk memeriahkan Hari Santri juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman sejak dini dan memacu semangat belajar kepada pelajar mengenai keislaman khususnya NU.

Disampaikan Adhim, sebanyak 90 peserta siswa RA mengikuti lomba mewarnai logo NU dan lomba LCC diikuti oleh 37 sekolah baik MI, Madin maupun TPQ, dimana satu kelompok terdiri dari 3 orang yang beradu ketangkasan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan keislaman dalam waktu 60 menit.

“Untuk lomba mewarnai yang diikuti siswa RA ini, kami ingin para pelajar usia dini ini mengenal dan mengetahui logo NU itu seperti apa dalam setiap titik dan lambang sehingga mereka mempunyai semangat cinta organisasi sebesar NU. Sedangkan untuk lomba cerdas cermas, para pelajar MI, TPQ dan Madin, peserta diberikan waktu 60 menit untuk menjawab soal sebanyak 100 buah secara tertulis mengenai NU dan Keaswajaan, dari 37 tim sekolah tersebut akan diambil 6 terbaik dalam babak penyisihan pertama,” terang Adhim.

Dilanjutkan Adhim, setelah babak penyisihan pertama, 6 tim terbaik tadi akan diadu kembali dalam menjawab soal dengan cepat dan tepat secara lisan yang diajukan oleh dewan juri untuk ditentukan pemenang tiga terbaik dalam babak final. Menurut Adhim, peringatan Hari Santri ini awal sejarahnya merujuk pada tercetusnya Resolusi Jihat dari seorang ulama pendiri NU, KH Hasyim Ashari yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berkat jasa beliau, pada 22 Oktober 2015, Pemerintah Indonesia menetapkan Hari Santri Nasional melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia.

“Dalam peringatan Hari Santri melalui gelaran lomba keislaman ini, kami mengharapkan para pelajar Indonesia khususnya di Kota Pekalongan menjadi generasi yang tasamuh, toleran, memiliki keseimbangan dalam bersikap, memahami islam moderat yang mampu menerima kebhinekaan yang ada. Alhamdulillah meskipun perdana dilaksanakan, antusias peserta membludak dan sangat banyak yang berpartisipasi dalam lomba mewarnai dan LCC tahun ini. Hal ini memicu semangat kami untuk terus rutin menyelenggarakan kegiatan lomba-lomba menarik di tahun-tahun mendatang,”pungkas Adhim.