Harga Gabah Kering Panen Ditetapkan Rp6.500 per Kilogram, Petani Tak Lagi Khawatir Harga Anjlok

Kota Pekalongan – Pemerintah Pusat menetapkan harga gabah kering panen (GKP) dari petani minimal Rp6.500 per kilogram. Keputusan ini sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk melindungi kesejahteraan petani sekaligus memastikan stabilitas pasokan beras nasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati mengungkapkan bahwa, untuk mendukung kebijakan tersebut, Perum Bulog akan membeli gabah langsung di lokasi panen guna mempermudah petani dalam menjual hasil produksi mereka. Sehingga, Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah harus benar-benar bersinergi dan bekerjasama dengan Perum Bulog terkait dengan penjualan harga gabah kering panen di tingkat petani.
"Sosialisasi dan penyuluhan sudah selalu digalakkan dan kami melibatkan Perum Bulog yang telah diamanatkan untuk menyerap gabah petani dengan kualitas apapun dengan harga minimal Rp.6.500 per kilogram,"ucapnya, Jumat (28/2/2025).
Menurutnya, kebijakan ini memberikan kepastian harga bagi petani sehingga mereka tidak mengalami kerugian akibat fluktuasi harga di pasar. Lili memastikan bahwa petani bisa menjual hasil panennya dengan harga layak. Selain itu, dengan kepastian harga tersebut diharapkan dapat semakin mendorong semangat petani menggenjot aktivitas kegiatan usaha tani mereka. Sehingga, hal ini tentu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.
"Bulan Maret besok, petani di Kota Pekalongan banyak yang panen. Kami sudah komunikasikan dengan Perum Bulog dan bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk nenyerap gabah dari petani. Kami meminta agar semua elemen masyarakat ikut memberi dukungan dan bantuan agar swasembada pangan sukses di Kota Pekalongan,"tegasnya.
Para petani menyambut baik keputusan pemerintah ini. Salah satunya, Warso, mengungkapkan bahwa harga Rp6.500 per kilogram sudah cukup menguntungkan, terutama dengan adanya pembelian langsung dari Bulog yang menghilangkan peran tengkulak.
“Biasanya kami sulit mendapatkan harga stabil karena permainan tengkulak. Dengan kebijakan ini, kami lebih tenang,” katanya.
Lanjutnya, Bulog sendiri akan menyiapkan anggaran khusus untuk menyerap gabah petani.
"Dengan mekanisme pembelian di lokasi panen, diharapkan proses distribusi beras lebih efisien dan harga di pasaran tetap terkendali,"pungkasnya. (Dian)
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati mengungkapkan bahwa, untuk mendukung kebijakan tersebut, Perum Bulog akan membeli gabah langsung di lokasi panen guna mempermudah petani dalam menjual hasil produksi mereka. Sehingga, Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah harus benar-benar bersinergi dan bekerjasama dengan Perum Bulog terkait dengan penjualan harga gabah kering panen di tingkat petani.
"Sosialisasi dan penyuluhan sudah selalu digalakkan dan kami melibatkan Perum Bulog yang telah diamanatkan untuk menyerap gabah petani dengan kualitas apapun dengan harga minimal Rp.6.500 per kilogram,"ucapnya, Jumat (28/2/2025).
Menurutnya, kebijakan ini memberikan kepastian harga bagi petani sehingga mereka tidak mengalami kerugian akibat fluktuasi harga di pasar. Lili memastikan bahwa petani bisa menjual hasil panennya dengan harga layak. Selain itu, dengan kepastian harga tersebut diharapkan dapat semakin mendorong semangat petani menggenjot aktivitas kegiatan usaha tani mereka. Sehingga, hal ini tentu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.
"Bulan Maret besok, petani di Kota Pekalongan banyak yang panen. Kami sudah komunikasikan dengan Perum Bulog dan bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk nenyerap gabah dari petani. Kami meminta agar semua elemen masyarakat ikut memberi dukungan dan bantuan agar swasembada pangan sukses di Kota Pekalongan,"tegasnya.
Para petani menyambut baik keputusan pemerintah ini. Salah satunya, Warso, mengungkapkan bahwa harga Rp6.500 per kilogram sudah cukup menguntungkan, terutama dengan adanya pembelian langsung dari Bulog yang menghilangkan peran tengkulak.
“Biasanya kami sulit mendapatkan harga stabil karena permainan tengkulak. Dengan kebijakan ini, kami lebih tenang,” katanya.
Lanjutnya, Bulog sendiri akan menyiapkan anggaran khusus untuk menyerap gabah petani.
"Dengan mekanisme pembelian di lokasi panen, diharapkan proses distribusi beras lebih efisien dan harga di pasaran tetap terkendali,"pungkasnya. (Dian)