GOW Kota Pekalongan Gelar Pelatihan Tata Boga, Dorong Kemandirian Ekonomi Perempuan Lewat Inovasi Kuliner

Kota Pekalongan – Dalam upaya meningkatkan keterampilan dan kemandirian ekonomi perempuan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Pekalongan menggelar Pelatihan Tata Boga yang berlangsung di Gedung Diklat, Jalan Merbabu, Kota Pekalongan, Sabtu (05/07/2025). Kegiatan ini diikuti oleh puluhan anggota GOW dari berbagai organisasi perempuan yang ada di Kota Batik, yang tampak antusias mengikuti setiap sesi pelatihan dengan semangat untuk mengembangkan diri di bidang kuliner.
 
Ketua GOW Kota Pekalongan yang juga Wakil Wali Kota (Wawalkot) Pekalongan, Hj. Balgis Diab, hadir dan membuka secara langsung kegiatan tersebut. Ia menyampaikan bahwa, pelatihan tata boga ini bertujuan tidak hanya untuk memperkaya keterampilan memasak para anggota, tetapi juga untuk membuka peluang usaha baru yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan keluarga.
 
“Melalui pelatihan ini, kami ingin para anggota GOW mampu menciptakan produk kuliner yang tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga bisa dikembangkan menjadi produk bernilai jual yang mampu menopang ekonomi keluarga. Kemandirian ekonomi perempuan adalah bagian penting dalam menciptakan keluarga yang sejahtera dan masyarakat yang kuat,” ujar Balgis.
 
Dalam pelatihan tersebut, para peserta diajarkan berbagai macam olahan makanan yang sederhana namun memiliki potensi bisnis yang menjanjikan. Di antaranya adalah pembuatan gapit wijen, susu jelly aneka rasa, hingga rolade daun singkong. Bahan-bahan yang digunakan pun mudah diperoleh dan terjangkau, sehingga memudahkan para peserta untuk mempraktikkan ilmu yang didapat di rumah.
 
Wawalkot Balgis menegaskan, keterampilan memasak bukan hanya sebuah keahlian dasar yang harus dimiliki oleh perempuan, tetapi juga sebuah potensi ekonomi yang patut dikembangkan.
 
“Kami berharap, dari pelatihan seperti ini akan lahir inovasi-inovasi kuliner yang tidak hanya lezat dan menarik, tetapi juga bisa menjadi peluang usaha rumahan yang sukses dan berkelanjutan,” imbuhnya.
 
Para peserta diharapkan dapat memanfaatkan media sosial dan jaringan komunitas yang ada untuk memperluas pasar dan memperkenalkan produk-produk hasil kreativitas mereka.
 
Dirinya juga berharap, pelatihan ini bukan menjadi pelatihan yang berhenti di tengah jalan, melainkan bisa berlanjut dan ditindaklanjuti dengan pelatihan-pelatihan lanjutan di masa mendatang. Ia pun mendorong agar setiap organisasi perempuan di Kota Pekalongan bisa bersinergi untuk terus memajukan potensi para anggotanya.
 
“Kami optimis, dengan kolaborasi yang kuat dan semangat untuk terus belajar, perempuan di Kota Pekalongan bisa mandiri secara ekonomi, lebih percaya diri, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah,” tegasnya.
 
Salah satu peserta pelatihan, Tri Hastuti, seorang guru sekaligus anggota organisasi wanita IWAPI Kota Pekalongan, mengaku sangat terbantu dengan kegiatan ini. Menurutnya, pelatihan ini membuka wawasan baru dalam mengolah bahan makanan sehari-hari menjadi produk yang unik dan bernilai jual.
 
“Selama ini kita hanya mengenal daun singkong untuk sayur atau urap. Tapi ternyata bisa diolah menjadi rolade daun singkong yang dikemas menarik dengan tahu putih dan telur. Rasanya enak, tampilannya menarik, dan yang terpenting bisa dijual seharga Rp10 ribu per pack isi empat. Ini jelas membuka peluang usaha baru bagi kami, para ibu-ibu, untuk menambah penghasilan keluarga,” ungkap Tri Hastuti.
 
Ia menambahkan bahwa, pelatihan seperti ini mendorong dirinya dan peserta lain untuk lebih produktif dan kreatif dalam menciptakan olahan makanan. Apalagi, modal yang diperlukan relatif kecil, tetapi jika ditekuni bisa menjadi usaha rumahan yang menjanjikan.
 
"Selain mendapatkan materi praktik, para peserta juga diberikan pengetahuan seputar pengemasan produk, penetapan harga, serta strategi pemasaran sederhana yang bisa diaplikasikan dalam skala kecil,"tukasnya. (Tim Liputan Kominfo/Dian)