Gelar Lomba GSIB, Kesehatan Ibu dan Bayi Perlu Jadi Perhatian Penting Di Masa Pandemi

Kota Pekalongan - Kesehatan ibu dan bayi harus menjadi perhatian penting di masa pandemi covid-19. Terlebih,jika angka kematian ibu tinggi dan kualitas bayi yang dilahirkan kurang baik, maka akan menjadi masalah di kemudian hari seperti stunting. Tentunya hal ini akan mempengaruhi bonus demografi. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) setempat menyelenggarakan Lomba Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB) Kota Pekalongan Tahun 2021,bertempat di Ruang Kalijaga Setda Kota Pekalongan,Selasa(8/6/2021).

Plt  DPMPPA Kota Pekalongan melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nur Agustina,Spsi,MM mengungkapkan bahwa kegiatan lomba GSIB yang diikuti oleh para kader   di masing-masing kelurahan dan kecamatan yang ada,dan berkolaborasi dengan kader puskesmas serta posyandu ini bertujuan untuk memperkuat komitmen pemerintah dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam urusan kesehatan ibu dan anak serta keterlibatan suami/ ayah dan masyarakat dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Dituturkannya, GSIB adalah gerakan percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilaksanakan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat, untuk lebih meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian dalam upaya interaktif dan sinergis. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan dan anak, akan tetapi pada saat ini kesehatan ibu dan anak khususnya bayi baru lahir, merupakan tugas bersama antara pemerintah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan dan organisasi profesi. 

“Kegiatan ini dalam rangka evaluasi pembinaan Gerakan Sayang Ibu dan Bayi bersama dengan Dinas Kesehatan dan PKK Kota Pekalongan melakukan evaluasi untuk semua kecamatan dan kelurahan di Kota Pekalongan.Mengingat,dalam 2 tahun terakhir ini masih dihadapkan pandemi,sehingga ada hal-hal yang harus dipantau dari kesulitan tim kader GSIB dan apa yang harus dilakukan untuk mensupport mereka terutama dalam program kesehatan ibu dan anak,”terang Agustin.

 Agustin menyebutkan, pelaksanaan kegiatan lomba yang diselenggarakan hari ini berupa paparan materi program  GSIB di masing-masing tim ini merupakan tahapan kedua, dimana sebelumnya di tahap pertama untuk pengisian secara mandiri (self assesment) dari indikator-indikator yang sudah ditentukan dari Pemerintah Pusat dan dikirimkan ke DPMPPA Kota Pekalongan serta dilampirkan berkas-berkas pendukungnya. Dalam kegiatan lomba GSIB ini diambil 3 besar terbaik baik dalam tingkat kecamatan dan kelurahan.

Lebih lanjut, Agustin menekankan, program GSIB ini juga berperan penting dalam menekan kasus stunting pada anak. Menurutnya, mencegah stunting atau gagal tumbuh harus dilakukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak. Itu artinya, seorang Ibu sudah harus memperhatikan kecukupan gizi sejak awal kehamilan. Stunting dapat terjadi sejak kehamilan jika terjadi hambatan pertumbuhan pada janin dalam kandungan.

“Setelah kami evaluasi secara administratif,kami ajak mereka untuk mempresentasikan materi, berdiskusi dan tanya jawab sejauh mana implementasi GSIB ini. Konsepnya sebetulnya supaya ibu hamil bisa dikawal bersama sejak awal kehamilan dan menekan angka kematian Ibu dan Bayi,serta mengingatkan masyarakat untuk siaga seperti tagline yang digencarkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo,Nginceng Wong Meteng agar mereka benar-benar siaga untuk meminimalkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi di saat ibu melahirkan,dan pencegahan dininya dilakukan sejak awal kehamilan,agar bayi yang dilahirkan tidak mengalami kekurangan gizi,” papar Agustin.

Diakui Agustin, di tengah pandemi ini, dalam program GSIB terkadang menemui kendala dalam implementasi program-program didalamnya dikarenakan tidak adanya pertemuan secara tatap muka dan dilakukan secara terbatas dengan penyesuaian protokol kesehatan secara ketat.

“Karena akses protokol kesehatan itu benar-benar harus diterapkan, seperti program senam ibu hamil tentu tidak bisa dilakukan sebelum adanya pandemi. Namun, kader memiliki inisiatif untuk mendatangi ibu-ibu yang hamil (door to door) dalam melakukan pendampingan dan pengawasan meskipun tidak dalam konteks kelas. Mereka memanfaatkan media sosial diantaranya grup WhatsApp, pertemuan khusus untuk supply vitamin, dan sebagainya. Hal itu tetap harus berjalan,karena jika tidak, banyak masyarakat yang belum paham dengan kondisi kehamilannya. Sehingga peran kader GSIB ini, dibantu Pemkot dan masyarakat lainnya sangat penting untuk menggerakan masyarakat terlibat didalamnya untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi dan pengawasan terhadap ibu hamil itu sendiri,”pungkasnya.



(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)