Gedung Baru PMI Kota Pekalongan Mulai Dibangun: Simbol Kemanusiaan dan Pelayanan Terpadu

Kota Pekalongan – Sebagai langkah untuk mendukung penggunaan layanan kemanusiaan dan kesehatan yang lebih representatif dan terintegrasi, gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekalongan mulai dibangun. Semangat kemanusiaan terasa dalam prosesi peletakan batu bata merah pertama yang dilakukan oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, Wakil Walikota Pekalongan, Hj Balgis Diab, Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya, Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Riki Yariandi, Sekretaris Daerah, Nur Priyantomo, Ketua PMI Kota Pekalongan, Dwi Arie Putranto dan turut hadir Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana, Kamis (22/5/2025). Gedung baru ini berada satu lokasi dengan UDD PMI di Jalan Veteran No. 27, Kraton.
Usai kegiatan tersebut, Wawalkot Balgis menyampaikan bahwa pembangunan ini menjadi momen penting bagi peningkatan kualitas pelayanan kemanusiaan di Kota Pekalongan. “Alhamdulillah hari ini kita menyaksikan peletakan batu bata pertama untuk pembangunan kantor PMI Kota Pekalongan. Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi investasi besar untuk pelayanan kesehatan dan kemanusiaan yang lebih baik. Harapannya, gedung ini akan menjadi pusat layanan kesehatan yang terintegrasi, tidak hanya sebatas donor darah,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan siap mendukung penuh setiap tahapan pembangunan demi mewujudkan fasilitas yang modern, efisien, dan humanis.
Pembangunan gedung baru ini menjadi langkah strategis PMI dalam mengonsolidasikan seluruh layanan yang selama ini berada di lokasi berbeda. Dwi Arie menjelaskan bahwa pembangunan ini bisa terwujud berkat hibah tanah dari Pemerintah Kota seluas 1.700 meter persegi yang diberikan pada 17 Agustus 2024. “Kami ingin menyatukan semua pelayanan PMI di satu tempat. Selama ini, markas, klinik, dan unit pelayanan darah (UPD) berada di lokasi yang berbeda. Nantinya, gedung baru ini akan menjadi tempat khusus bagi UPD, dibangun sesuai standar Kementerian Kesehatan. Sementara markas dan klinik akan menempati bangunan UPD lama, dan gedung eks lembaga pendidikan di area ini akan dijadikan posko kebencanaan, gudang logistik, garasi ambulans, dan ruang arsip,” jelasnya.
Gedung dua lantai seluas 800 meter persegi ini ditargetkan rampung dalam 9 bulan ke depan, dan akan dilengkapi fasilitas penyimpanan darah, laboratorium, serta ruang tunggu dan donor yang nyaman.
Ia menjelaskan bawa PMI Kota Pekalongan mencatat kebutuhan darah masyarakat mencapai 14.000 kantong per tahun, setara 1.150 kantong per bulan, atau 35–40 kantong per hari. Setiap kantong darah adalah harapan hidup bagi ribuan orang yang membutuhkan. PMI memperkirakan, setiap pasien membutuhkan 2–3 kantong darah, sehingga gedung ini berpotensi menyelamatkan antara 4.000 hingga 7.000 nyawa setiap tahunnya. “Unit Pelayanan Darah ini akan menjadi simbol kemanusiaan. Di sinilah darah-darah yang disumbangkan warga Pekalongan diproses dengan standar mutu tinggi, sebelum dikirimkan ke rumah sakit untuk memberi harapan baru bagi yang membutuhkan,” tukasnya.
Dalam kegiatan tersebut turut dilaksanakan penyaluran bantuan kursi roda dan sembako kepada masyarakat dan penyerahan penghargaan pendonor sukarela.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
Usai kegiatan tersebut, Wawalkot Balgis menyampaikan bahwa pembangunan ini menjadi momen penting bagi peningkatan kualitas pelayanan kemanusiaan di Kota Pekalongan. “Alhamdulillah hari ini kita menyaksikan peletakan batu bata pertama untuk pembangunan kantor PMI Kota Pekalongan. Ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi investasi besar untuk pelayanan kesehatan dan kemanusiaan yang lebih baik. Harapannya, gedung ini akan menjadi pusat layanan kesehatan yang terintegrasi, tidak hanya sebatas donor darah,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan siap mendukung penuh setiap tahapan pembangunan demi mewujudkan fasilitas yang modern, efisien, dan humanis.
Pembangunan gedung baru ini menjadi langkah strategis PMI dalam mengonsolidasikan seluruh layanan yang selama ini berada di lokasi berbeda. Dwi Arie menjelaskan bahwa pembangunan ini bisa terwujud berkat hibah tanah dari Pemerintah Kota seluas 1.700 meter persegi yang diberikan pada 17 Agustus 2024. “Kami ingin menyatukan semua pelayanan PMI di satu tempat. Selama ini, markas, klinik, dan unit pelayanan darah (UPD) berada di lokasi yang berbeda. Nantinya, gedung baru ini akan menjadi tempat khusus bagi UPD, dibangun sesuai standar Kementerian Kesehatan. Sementara markas dan klinik akan menempati bangunan UPD lama, dan gedung eks lembaga pendidikan di area ini akan dijadikan posko kebencanaan, gudang logistik, garasi ambulans, dan ruang arsip,” jelasnya.
Gedung dua lantai seluas 800 meter persegi ini ditargetkan rampung dalam 9 bulan ke depan, dan akan dilengkapi fasilitas penyimpanan darah, laboratorium, serta ruang tunggu dan donor yang nyaman.
Ia menjelaskan bawa PMI Kota Pekalongan mencatat kebutuhan darah masyarakat mencapai 14.000 kantong per tahun, setara 1.150 kantong per bulan, atau 35–40 kantong per hari. Setiap kantong darah adalah harapan hidup bagi ribuan orang yang membutuhkan. PMI memperkirakan, setiap pasien membutuhkan 2–3 kantong darah, sehingga gedung ini berpotensi menyelamatkan antara 4.000 hingga 7.000 nyawa setiap tahunnya. “Unit Pelayanan Darah ini akan menjadi simbol kemanusiaan. Di sinilah darah-darah yang disumbangkan warga Pekalongan diproses dengan standar mutu tinggi, sebelum dikirimkan ke rumah sakit untuk memberi harapan baru bagi yang membutuhkan,” tukasnya.
Dalam kegiatan tersebut turut dilaksanakan penyaluran bantuan kursi roda dan sembako kepada masyarakat dan penyerahan penghargaan pendonor sukarela.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)