Gandeng Pemkot, Forum Genre Dorong Upaya Intervensi Tangani Masalah Sosial Remaja

Kota Pekalongan – Menindaklanjuti kegiatan Serap Aspirasi Kesehatan Remaja yang telah dilaksanakan pada Februari lalu, berbagai isu strategis yang dihadapi remaja telah berhasil diidentifikasi. Diskusi yang melibatkan perwakilan sekolah, guru pendamping, serta perguruan tinggi dengan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) ini menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk memahami realitas yang dihadapi generasi muda saat ini.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan, Yos Rosidi, melalui Kepala Bidang P2KB, Nur Agustina saat ditemui belum lama ini mengungkapkan dari hasil serap aspirasi, ditemukan beberapa permasalahan utama yang memerlukan perhatian khusus, antara lain masih banyaknya kasus pergaulan bebas, tingginya angka perkawinan dini, maraknya kasus penyalahgunaan narkoba dan bullying baik kekerasan verbal, fisik, maupun cyberbullying.
Ia menjelaskan bahwa masih banyaknya seks di luar nikah ini karena edukasi kesehatan reproduksi di kalangan remaja masih tergolong minim, sehingga berkontribusi pada banyak remaja yang kurang memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta risiko yang mungkin timbul akibat perilaku seksual yang tidak sehat. Tanpa pemahaman yang cukup, remaja cenderung lebih rentan terhadap berbagai risiko, termasuk kehamilan tidak direncanakan dan infeksi menular seksual.
“Untuk mengatasi masih tingginya angka perkawinan dini, diperlukan program pendewasaan usia perkawinan yang lebih intensif. Sosialisasi mengenai dampak perkawinan dini dan pemberdayaan remaja untuk merencanakan masa depan mereka dengan lebih baik menjadi langkah penting dalam menekan angka perkawinan usia anak,” katanya.
Ditambahkan Agustin bahwa kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, terjadi karena faktor pengaruh lingkungan sosial, ataupun tekanan dari teman sebaya, serta kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua. Saat ini, bullying juga masih menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi remaja, padahal dampak yang ditimbulkan tidak hanya terbatas pada aspek emosional, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja dalam jangka panjang.
Lebih lanjut, ia menuturkan sebagai tindak lanjut dari serap aspirasi ini, hasil diskusi akan didorong kepada Walikota Pekalongan melalui forum genre setempat untuk memperoleh rekomendasi kebijakan dan intervensi program bersama OPD terkait, supaya menemukan solusi yang konkret dan berbasis kebutuhan remaja.
Diharapkan, dengan adanya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, permasalahan kesehatan remaja dapat diatasi secara lebih efektif. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan remaja saat ini, tetapi juga untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, berdaya, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) Kota Pekalongan, Yos Rosidi, melalui Kepala Bidang P2KB, Nur Agustina saat ditemui belum lama ini mengungkapkan dari hasil serap aspirasi, ditemukan beberapa permasalahan utama yang memerlukan perhatian khusus, antara lain masih banyaknya kasus pergaulan bebas, tingginya angka perkawinan dini, maraknya kasus penyalahgunaan narkoba dan bullying baik kekerasan verbal, fisik, maupun cyberbullying.
Ia menjelaskan bahwa masih banyaknya seks di luar nikah ini karena edukasi kesehatan reproduksi di kalangan remaja masih tergolong minim, sehingga berkontribusi pada banyak remaja yang kurang memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta risiko yang mungkin timbul akibat perilaku seksual yang tidak sehat. Tanpa pemahaman yang cukup, remaja cenderung lebih rentan terhadap berbagai risiko, termasuk kehamilan tidak direncanakan dan infeksi menular seksual.
“Untuk mengatasi masih tingginya angka perkawinan dini, diperlukan program pendewasaan usia perkawinan yang lebih intensif. Sosialisasi mengenai dampak perkawinan dini dan pemberdayaan remaja untuk merencanakan masa depan mereka dengan lebih baik menjadi langkah penting dalam menekan angka perkawinan usia anak,” katanya.
Ditambahkan Agustin bahwa kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, terjadi karena faktor pengaruh lingkungan sosial, ataupun tekanan dari teman sebaya, serta kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua. Saat ini, bullying juga masih menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi remaja, padahal dampak yang ditimbulkan tidak hanya terbatas pada aspek emosional, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja dalam jangka panjang.
Lebih lanjut, ia menuturkan sebagai tindak lanjut dari serap aspirasi ini, hasil diskusi akan didorong kepada Walikota Pekalongan melalui forum genre setempat untuk memperoleh rekomendasi kebijakan dan intervensi program bersama OPD terkait, supaya menemukan solusi yang konkret dan berbasis kebutuhan remaja.
Diharapkan, dengan adanya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, permasalahan kesehatan remaja dapat diatasi secara lebih efektif. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan remaja saat ini, tetapi juga untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, berdaya, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)