Gandeng Jejaring, Dinkes Matangkan Strategi Eliminasi TBC

Serius eliminasi kasus TBC di kota Pekalongan dan mendukung target penurunan kasus di tahun 2030, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mengajak stakeholder yang berjejaring pada program pengengendalian dan pencegahan untuk terlibat dalam pelacakan kasus hingga tingkat rumah tangga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui kepala bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, Indah Kurniawati menjelaskan bahwa perlu adanya penyamaan persepsi antar fasilitas pelayanan kesehatan jejaring seperti dokter praktek mandiri, klinik, rumah sakit serta puskesmas untuk memudahkan komunikasi tentang strategi deteksi dini, penegakkan diagnosa, pengelolaan kasus dan rujukan agar penanganan pasien lebih baik dan terarah.
“Untuk percepat eliminasi kita tidak mencari sedikit mungkin, justru kita harus mendapatkan orang-orang bergejala atau positif sebanyak-banyaknya agar segera diterapi untuk mengurangi resiko penularan kepada yang lain, kapanpun dia ditemukan harus segera ditangani sampai tuntas,” katanya pada kegiatan implementasi strategi dan intervensi district-based public private mix (DPPM), kemarin di hotel horison Pekalongan.
Disebutkan Indah, sampai Oktober suspect (bergejala) yang ditemukan di Kota Pekalongan sudah melebihi target yakni 6602 dari 5391. Dari suspect tersebut ditemukan 540 kasus, artinya baru sekitar 60 persen, disampaikan Indah artinya kasus TBC sudah bisa dikatakan menurun.
“Ada 2 metode untuk menemukan kasus, laporan dari kader kesehatan dan pelayanan kesehatan. Misal dokter klinik menemukan pasien batuk yang bergejala kemudian mengedukasi untuk datang ke puskesmas karena mereka tidak punya alat TCM, ketika menemukan suspect harus segera melapor puskesmas jejaringnya atau kader kesehatan yang menemui tetangga bergelaja langsung melakukan pendekatan dan pelacakan ke keluarga terdekat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Indah berharap Pekalongan bisa mengeliminasi kasus TBC sebelum target yang ditentukan dengan bantuan dan komitmen seluruh jejaring.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui kepala bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, Indah Kurniawati menjelaskan bahwa perlu adanya penyamaan persepsi antar fasilitas pelayanan kesehatan jejaring seperti dokter praktek mandiri, klinik, rumah sakit serta puskesmas untuk memudahkan komunikasi tentang strategi deteksi dini, penegakkan diagnosa, pengelolaan kasus dan rujukan agar penanganan pasien lebih baik dan terarah.
“Untuk percepat eliminasi kita tidak mencari sedikit mungkin, justru kita harus mendapatkan orang-orang bergejala atau positif sebanyak-banyaknya agar segera diterapi untuk mengurangi resiko penularan kepada yang lain, kapanpun dia ditemukan harus segera ditangani sampai tuntas,” katanya pada kegiatan implementasi strategi dan intervensi district-based public private mix (DPPM), kemarin di hotel horison Pekalongan.
Disebutkan Indah, sampai Oktober suspect (bergejala) yang ditemukan di Kota Pekalongan sudah melebihi target yakni 6602 dari 5391. Dari suspect tersebut ditemukan 540 kasus, artinya baru sekitar 60 persen, disampaikan Indah artinya kasus TBC sudah bisa dikatakan menurun.
“Ada 2 metode untuk menemukan kasus, laporan dari kader kesehatan dan pelayanan kesehatan. Misal dokter klinik menemukan pasien batuk yang bergejala kemudian mengedukasi untuk datang ke puskesmas karena mereka tidak punya alat TCM, ketika menemukan suspect harus segera melapor puskesmas jejaringnya atau kader kesehatan yang menemui tetangga bergelaja langsung melakukan pendekatan dan pelacakan ke keluarga terdekat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Indah berharap Pekalongan bisa mengeliminasi kasus TBC sebelum target yang ditentukan dengan bantuan dan komitmen seluruh jejaring.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)