Edukasi Masyarakat Kelola Sampah, Buat Kompos, Patroli Hingga Olah Sampah

Kota Pekalongan - Masyarakat Kota Pekalongan memang harus mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Ketika Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Degayu ditutup, sampah yang dihasilkan di rumah jangan sampai keluar dari rumah.

Olah sampah, pilah sampah, buat kompos, tabung sampah, dan lainnya harus mulai menjadi budaya orang-orang di Kota Pekalongan. Di samping Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menyiapkan kebijakan pengelolaan sampah, masyarakat diedukasi untuk mengelola sampah. Ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Tak henti-hentinya Lurah Kauman, Musthofa Hadi mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampahnya, bahkan melakukan pengawasan titik rawan buang sampah sembarangan. "Apalagi Kelurahan Kauman salah satu yang tak memiliki TPS3R dan lahan untuk TPS3R. Kami mengikuti arahan untuk bergabung dengan kelurahan lain seperti Poncol dan Klego," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/04/2025).

Kendati demikian untuk bergabung dengan TPS3R kelurahan lain masih terkendala, karena mereka juga over kapasitas. "Yang kami gencarkan ialah edukasi jangan buang sampah sembarangan, agar Kauman tetap bersih lingkungannya," katanya. 

Beberapa rapat koordinasi ada kesepakatan serta inisiatif masyarakat untuk membuat lobang di tanah untuk menimbun sampah organik. Sisanya bisa dipilah dan dititipkan di petugas pungut sampah. Setelah lingkungan rumah bersih, luar rumah menjadi sasaran untuk dijaga kebersihannya. 

Titik-titik yang biasanya jadi sasaran masyarakat membuang sampah, Musthofa lakukan pengawasan pada jam-jam rawan. Ini semacam patroli tidak resmi.

"Kami berkomitmen agar jalan-jalan juga bisa tetap bersih dari sampah berserakan. Yang sudah kami lakukan ialah pengawasan di Gang 1 Kampung Batik Kauman. Sudah dijaga, sudah bersih tidak ada tumpukan sampah di sana," bebernya. 

Pada jam rawan, pukul 09.30 malam dan lagi pukul 04.00- 06.00 pagi, Musthofa bersama rekan-rekan menghalau 5 orang yang akan buang sampah di sana pagi jari, kemudian malam harinya menghalau dan mengedukasi 4 orang lagi. Pada hari kedua menghalau 2 orang. Ini dilakukan bertahap, selanjutnya akan dilakukan di gang lainnya. 

"Tahun lalu salah satu warga kami menjadi juara dalam lomba TTG mengolah sampah plastik yang menghasilkan bahan bahar. Namun alat tersebut sudah laku atau terjual. Selanjutnya kami akan coba membuat lagi dan saat ini tengah proses pembuatannya," tukasnya. (Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan/Laila/Dian)