Dukung UMKM Naik Kelas, Kemitraan Indonesia Siap Dampingi Penguatan Pemberdayaan Masyarakat

Selain membantu penanganan banjir dan rob dari pembangunan infrastruktur, Kemitraan Indonesia siap mendukung penguatan pemberdayaan masyarakat di Kota Pekalongan, salah satunya terhadap pengembangan usaha Kelompok Tani Usaha Tani Mandiri (KT Utari) Padukuhan Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan untuk bisa naik kelas. Dimana, Kemitraan berupaya membantu pengoptimalan perluasan pemasaran usahanya.

Seperti diketahui,  KT Utari sendiri merupakan kelompok tani yang berupaya pengoptimalan lahan dengan menanam sejumlah komoditas diantaranya terong ungu, cabai, kucai, seledri, tomat, pare, hingga kemangi. Dimana, mereka meningkatkan daya jual produknya dengan mengolah hasil panennya ini menjadi makanan ringan atau cemilan, meliputi stik kucai, stik seledri, stik kemangi, jenang dan bolu terong ungu, nugget kemangi, dan sebagainya.

Direktur Program Kemitraan Indonesia, Dewi Rizky mengapresiasi hasil kreasi produk dari KT Utari Padukuhan Kraton Kota Pekalongan. Menurutnya, hasil produk KT Utari bisa bersaing dengan produk-produk lain yang dijual di minimarket maupun supermarket, tinggal dioptimalkan saja pemasarannya agar bisa dikenal oleh masyarakat luas.

"Produk seperti ini juga sudah dilakukan oleh Adaptation Fund (AF) Sulawesi Selatan dan sudah masuk ke UMKM setempat serta sudah dipasarkan ke pasar-pasar yang levelnya sudah tinggi seperti di minimarket," ucapnya saat melakukan kunjungan lapangan ke Rumah Industri KT Utari yang beradi di Kelurahan Padukuhan Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Kamis (26/10/2023).

Dewi mendorong Team Leader Program Adaptation Fund Pekalongan bisa berkolaborasi dengan Fasilitator Kelurahan (Faskel) dan Koordinator KT Utari untuk dibantu pemasaran produk-produk KT Utari ini ke tingkat yang lebih tinggi. Pasalnya, produk kreasi ini merupakan hasil olahan pangan lokal yang akan berdampak positif pada peningkatan pundi-pundi penghasilan ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam KT Utari ini.

"Kami melihat semua tanah kosong dimanfaatkan dan diberdayakan untuk bisa ditanami aneka jenis tanaman. Ini yang harus didukung bersama, karena tanpa dukungan bersama, hasil dan keahlian yang dimiliki tidak akan berjalan dengan baik. Kalau hanya sekedar lewat bazar saja, tidak semua orang mengetahui dan melihat produknya. Sehingga, ini harus dibantu perluasan market yang lebih tinggi lagi agar produknya dikenal masyarakat luas," tegasnya.

Pihaknya berharap, dari hasil kreasi produk yang sudah dihasilkan ini, pemasaran produknya bisa semakin meluas baik ke luar kota, nasional, bahkan naik kelas Go Internasional. Disamping itu, Kemitraan Indonesia juga memfasilitasi perolehan Sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan Sertifikasi halal. Namun, ke depannya hingga Juli 2024, Dewi berharap, ada usulan pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

"Misalnya, mereka butuh pelatihan pengemasan (packaging), perhitungan biaya bisnis, pembukuan, hingga pemasaran. Ini harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sendiri. Kemitraan hanya bisa membantu memfasilitasi," harapnya.

Sementara itu, Koordinator KT Utari Padukuhan Kraton, Ratna menyambut baik adanya program Kemitraan Indonesia di Kota Pekalongan. Ratna mengaku, ia sangat terbantu adanya program Kemitraan mulai saat ia merintis usaha bersama ibu-ibu kelompok tani Utari dibawah bimbingan Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan.

"Dari mulai pengolahan produk, kami mendapat bimbingan dari Kemitraan, bagaimana cara pembukuan, cara mendapatkan PIRT dan sertifikasi halal, serta pemasaran online. Alhamdulillah, kami sudah bisa memperoleh PIRT dan sertifikasi halal. Harapan kami, program Kemitraan ini bisa diperpanjang agar lebih banyak lagi kelompok tani dan masyarakat Kota Pekalongan yang terbantu," pungkasnya.