Dukung Hasil Produksi WBP, Walikota Resmikan Butik Paskal

Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, didampingi Wakil Walikota Pekalongan, H Salahudin, Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Wahyu Rohadi, Pasi Ops Kodim 0710/Pekalongan, Kapten Inf Dwi Darmasto, Kalapas Kelas IIA Pekalongan, Imam Purwanto dan jajaran UPT Pemasyarakatan lainnya meresmikan Butik Lapas Pekalongan (Butik Paskal) milik Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan, usai kegiatan Coffee Morning Lapas Kelas IIA Pekalongan bersama Forkopimda berlangsung di Kantor Lapas setempat, Senin (24/10/2022). Butik Lapas ini merupakan suatu wadah usaha untuk mendisplay dan memperjualbelikan hasil produksi dan karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) berupa pakaian batik dan celana selama mengikuti pembinaan dan pelatihan keterampilan di Lapas.

Walikota Aaf mengapresiasi atas keberlangsungan pelatihan keterampilan dan pembinaan kepada WBP selama menjalani proses hukumannya di penjara. Pada kesempatan tersebut, Walikota Aaf bersama rombongan Forkopimda yang hadir juga sempat melihat proses produksi dalam program pelatihan keterampilan dan berdialog langsung kepada WBP Lapas Kelas IIA Pekalongan.

"Di Lapas Kelas IIA Pekalongan ini ada berbagai macam pelatihan keterampilan yang diberikan kepada WBP mulai dari pelatihan garmen, peternakan lele, ayam, burung, pembatikan, dan sebagainya yang bekerjasama dengan BLK, DMA Collection dan stakeholder lainnya. Terlebih, barusan kita resmikan Butik Paskal yang memajang aneka hasil produksi WBP selama mengikuti pelatihan keterampilan baik berupa baju batik dan celana," ungkapnya.

Aaf menyadari, memang masih perlu ada masukan dan perbaikan berupa penambahan alat, mengingat peminat dan permintaan masyarakat terhadap hasil produksi WBP ini ternyata luar biasa tinggi. Pihaknya berharap, dengan berbagai macam pelatihan keterampilan ini bisa menjadi bekal para WBP untuk meningkatkan skillnya usai keluar dari penjara.

"Ketika nantinya para WBP ini sudah selesai menjalani proses masa hukumannya atau keluar dari penjara, mereka sudah memiliki skill untuk bisa dipraktekkan kembali untuk usaha di rumah maupun bekerja di lingkungan masing-masing," tegasnya.

Sementara itu, Kalapas Kelas IIA Pekalongan, Imam Purwanto menjelaskan, terwujudnya Butik Paskal ini dilatarbelakangi adanya kerjasama antara Lapas Kelas IIA Pekalongan dengan DMA Collection dibawah pimpinan Ibu Vivi untuk memberikan pelatihan keterampilan mandiri kepada WBP Lapas setempat.

"Hasil karya WBP selama diberikan pelatihan garmen ini kita pamerkan dalam bentuk Butik sebagai salah satu pentahapan atau milestone di kegiatan Saya PKM 2 untuk dipasarkan ke masyarakat umum," tutur Imam.

Imam menyebutkan, harga hasil produksi yang dijual di butik Paskal ini terbilang cukup terjangkau dibandingkan pusat perbelanjaan lain seperti di mall dan sebagainya.

"Misal kalau harganya disini Rp100 ribu di luar bisa sampai Rp300 ribu, kualitasnya juga bagus. Masyarakat umum yang berminat bisa langsung membeli ke butik ini," pungkasnya.