DPUPR dan TP PKK Minta Masyarakat Jaga Ketersediaan Air Bersih dan Kelola Limbah Domestik

Kota Pekalongan - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan bersinergi dengan Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan bersinergi dalam menyosialisasikan penyediaan air bersih dan pengelolaan limbah domestik di Aula DPUPR setempat, Kamis (27/6/2024).
Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini para ibu PKK diajak untuk menyosialisasikan ke masyarakat untuk menjaga ketersediaan air bersih di Kota Pekalongan. "Kota Pekalongan bini kota kecil yang sumber airnya dari sumur tanah, dan bagaimana upaya kita bersama agar air tak tercemar," terang Inggit
Menurut Inggit peran ibu PKK sangat diperlukan. Merekan harus diberi pengetahuan agar sama-sama menjaga lingkungan.
Sementara itu Sekretaris DPUPR, Rizka Septia Wulandari menjelaskan bahwa kerjasama dengan PKK sudah mulai sejak 2023 terkait sosialisasi air bersih dan pengelolaan limbah domestik ini.
"Dengan topografi perkotaan, kita tidak punya sumber mata air baku dan air bersih, jadi murni sumber dari dalam sumur pamsimas untuk memenuhi kebutuhan warga dan industri. Bisa dibayangkan berapa banyak yang legal maupun ilegal," terangnya.
Rizka memohon untuk disosialisasikan di kelurahan dan di kecamatan pentingnya untuk menjaga alam.
Kebutuhan air bersih juga dari PDAM tapi sama juga dari sumur dalam dan kerjasama SPAM Petanglong sehingga akan semakin banyak sumur dalam. Ada 500 yang resmi yang ilegal sangat banyak.
"Isu penurunan muka tanah salah satunya akibat adanya sumur dalam. Pemanfaatan air yang tidak terkendali semakin menambah penurunan muka tanah," bebernya.
Cara pengendaliannya salah satunya dengan pemanfaatan sumur biopori. Terkait limbah domestik Rizka menekankan upaya untuk memastikan tidak ada aktivitas BAB secara sembarangan dan terselubung. (Dinkominfo/Laila/Arfian/Kharisma)
Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini para ibu PKK diajak untuk menyosialisasikan ke masyarakat untuk menjaga ketersediaan air bersih di Kota Pekalongan. "Kota Pekalongan bini kota kecil yang sumber airnya dari sumur tanah, dan bagaimana upaya kita bersama agar air tak tercemar," terang Inggit
Menurut Inggit peran ibu PKK sangat diperlukan. Merekan harus diberi pengetahuan agar sama-sama menjaga lingkungan.
Sementara itu Sekretaris DPUPR, Rizka Septia Wulandari menjelaskan bahwa kerjasama dengan PKK sudah mulai sejak 2023 terkait sosialisasi air bersih dan pengelolaan limbah domestik ini.
"Dengan topografi perkotaan, kita tidak punya sumber mata air baku dan air bersih, jadi murni sumber dari dalam sumur pamsimas untuk memenuhi kebutuhan warga dan industri. Bisa dibayangkan berapa banyak yang legal maupun ilegal," terangnya.
Rizka memohon untuk disosialisasikan di kelurahan dan di kecamatan pentingnya untuk menjaga alam.
Kebutuhan air bersih juga dari PDAM tapi sama juga dari sumur dalam dan kerjasama SPAM Petanglong sehingga akan semakin banyak sumur dalam. Ada 500 yang resmi yang ilegal sangat banyak.
"Isu penurunan muka tanah salah satunya akibat adanya sumur dalam. Pemanfaatan air yang tidak terkendali semakin menambah penurunan muka tanah," bebernya.
Cara pengendaliannya salah satunya dengan pemanfaatan sumur biopori. Terkait limbah domestik Rizka menekankan upaya untuk memastikan tidak ada aktivitas BAB secara sembarangan dan terselubung. (Dinkominfo/Laila/Arfian/Kharisma)