Dinperpa Kota Pekalongan Gelar Pelatihan Hidroponik dan Pengelolaan Sampah Organik, Dorong Ketahanan Pangan dari Rumah Tangga

Kota Pekalongan – Untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian di wilayah perkotaan, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menggelar Pelatihan Hidroponik dan Pemanfaatan Sampah untuk Pupuk Organik, Selasa, (29/4/2025). Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Dinperpa dan diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, seperti Kelompok Wanita Tani (KWT), Kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), serta perwakilan bhabinkamtibmas.

Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati, menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam upaya menciptakan ketahanan pangan secara mandiri, khususnya di lingkungan rumah tangga. Mengingat keterbatasan lahan yang dimiliki Kota Pekalongan, pemanfaatan teknologi hidroponik dinilai sebagai solusi yang efektif dan efisien.

"Produksi pangan di Kota Pekalongan masih sangat kecil. Untuk beras saja, kita hanya mampu memenuhi sekitar 15 persen dari kebutuhan masyarakat. Selebihnya masih sangat tergantung pada pasokan dari kabupaten sekitar. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas sayuran, cabai, dan bawang merah," jelas Lili.

Melalui pelatihan ini, Dinperpa ingin membuka wawasan masyarakat bahwa teknologi hidroponik dapat dijalankan di lahan sempit, bahkan di pekarangan rumah. Tanpa perlu tanah luas, tanaman seperti selada, kangkung, dan berbagai jenis sayuran lainnya tetap bisa dibudidayakan dengan menggunakan sistem air yang terkontrol.

"Tujuan kita adalah agar masyarakat bisa memanfaatkan ruang-ruang kecil di rumahnya untuk budidaya pertanian. Harapannya, ketersediaan pangan rumah tangga bisa tercukupi secara mandiri, sekaligus menekan ketergantungan terhadap daerah lain," ujarnya.

Menurutnya, selain budidaya hidroponik, peserta pelatihan juga dibekali dengan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah organik menjadi pupuk. Sampah dapur seperti sisa makanan dan dedaunan rumah tangga bisa diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman.

"Kami mengimbau masyarakat untuk mulai memilah sampah rumah tangganya. Sampah organik jangan dibuang begitu saja. Kalau diolah, bisa menjadi sumber daya yang sangat berguna untuk pertanian skala rumah tangga," terang Lili.

Pelatihan ini disambut antusias oleh peserta yang berasal dari berbagai kelurahan di Kota Pekalongan. Para peserta tidak hanya menerima materi teori, tetapi juga praktik langsung cara membuat pertanian hidroponik secara sederhana dan membuat pupuk kompos dari sampah rumah tangga.

"Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap semangat masyarakat Kota Pekalongan untuk bertani di lahan terbatas semakin tumbuh, sehingga tercipta ketahanan pangan yang dimulai dari keluarga. Langkah kecil ini diyakini dapat memberikan dampak besar jika diterapkan secara masif dan berkelanjutan,"tukasnya. (Dian)