Dinperpa Ajak Petani Kelola Hasil Pertanian Lebih Maksimal

Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menggelar Talkshow dan Praktik Penanganan Pasca Panen dan Pengelolaan Hasil Pertanian yang menyasar 56 petani Kota Pekalongan di Aula Dinperpa Kota Pekalongan, Selasa (15/10/2019). Kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta membangun kesadaran petani untuk memproses hasil panennya sampai ke barang konsumsi.
 
Selama ini, para petani di Kota Pekalongan kerap berhenti di level pasca panen, yakni menjual gabahnya ke para tengkulak. Padahal jika usai dipanen diolah sampai menjadi beras akan meningkatkan nilai jual sehingga dapat menambah penghasilan para petani. Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Usaha Tani Dinperpa Kota Pekalongan, Drs Murdiyanto.
 
Murdiyanto menekankan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini yaitu penanganan pasca panen dan pengelolalan hasil untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Petani di Kota Pekalongan dari 28 kelompok tani yang beranggotakan 900 petani kebanyakan adalah buruh tani. “Selama ini mereka dalam berbudi daya tanaman pangan berhenti pada level pasca panen. Dengan diolah petani akan memiliki kesempatan untuk mendapat tambahan penghasilan dan tingkat kesejahteraan,” terang Murdiyanto.
 
Pada kegiatan ini petani juga diajak praktik mengolah hasil pertanian. Ini kaitannya dengan fasilitas Rice Mill di Dinperpa Kota Pekalongan agar kedepannya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan petani.
 
Sementara itu, Ketua Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Kota Pekalongan, Taryono mengatakan bahwa para petani antusias mengikuti kegiatan ini. Selama ini karena keterbatasan, pasca panen para petani menjual gabahnya. Di Dinperpa Kota Pekalongan ini sudah ada Gudang dan lahan penjemuran yang bisa dimanfaatkan oleh para petani sehingga harapannya dapat mengolah gabah sampai menjadi beras. “Jika dihitung jumlah area pertanian di Kota Pekalongan terbatas, banyak lahan di Pekalongan Barat dan Utara yang alih fungsi karena rob, sedangkan di Pekalongan Timur dan Selatan hamparan sawahnya masih luas,” jelas Taryono.
 
Taryono menyebutkan bahwa keanggotaan petani di Kota Pekalongan ada 28 kelompok tani yang beranggotakan lebih dari 800 petani. Kelemahan petani di Kota Pekalongan yakni banyaknya petani penggarap bukan petai murni yang berangkat pagi dan pulang dari sawah ketika sore. “UPJA Kota Pekalongan mengelola Rice Mill di sini, pada kesempatan ini kami mengajak seluruh petani di Kota Pekalongan untuk memanfaatkan fasilitas ini agar memperoleh hasil yang lebih maksimal,” tukas Taryono.