Dinparbudpora Ajak Masyarakat Bijak Memilih dan Membeli Kelengkapan Fesyen

Banyaknya limbah yang dihasilkan oleh sektor fesyen, mendorong Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan  dan Olahraga (Dinparbudpora) kota Pekalongan mengajak agar masyarakat setempat lebih bijak dan pandai dalam membeli kelengkapan sandang (fesyen). 

Sebagai informasi, limbah fashion terdiri dari berbagai bentuk diantaranya limbah cairan misalnya dari pewarna tekstil yang sering kali dibuang ke selokan ataupun sungai padahal sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar. Belum lagi fast fashion berupa sisa kain dari produksi pakaian di pabrik seringkali dibuang begitu saja. 

Sejumlah bahan pakaian juga ada yang tidak mudah terurai secara alami seperti misalnya polyester dan nilon yang membutuhkan waktu 20 hingga 200 tahun untuk bisa terurai. Meski begitu ada juga pakaian yang bisa terurai secara alami yaitu bahan katun yang bisa terurai dalam hitungan minggu hingga 5 bulan dan juga linen yang bisa terurai dalam waktu 2 minggu.

Definisi fesyen tidak hanya berbicara tentang jenis, model dan trend pakaian saja namun juga meliputi jenis bahan yang digunakan dan proses pengolahan produk itu sendiri. Sehingga menurut Passattimur Fajar Dewa, Adyatama kepariwisataan dan ekonomi kreatif muda Dinparbudpora sebagai konsumen, masyarakat harus memikirkan apakah kelengkapan fesyen yang dibeli memiliki jangka waktu penggunaan yang sangat lama dan berkelanjutan (Sustainable fashion) agar tidak menyumbang limbah lebih banyak lagi, "Produk fashion yang kita beli harus bisa dipakai untuk berkelanjutan, apakah dia secara mode bisa berlangsung lama, apakah dia ketika trendnya sudah selesai masih pantas untuk dipakai," beber Dewa baru-baru ini. 

Selain itu, Dewa juga menghimbau agar masyarakat lebih teliti memilih fashion dengan memperhatikan penggunaan bahan baku produk yang hendak dibeli apakah ramah lingkungan atau tidak, "Kita mengatur dan bertanggung jawab kita tidak hanya membeli saja, tetapi harus mengerti produk apa yang kita beli dan ketika kedepan produknya apakah ramah lingkungan, kita harus mengurangi penggunaan bahan-bahan sintetis yang ketika jadi sampah akan sulit diurai," tuturnya. 

Dengan banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah fesyen, Dewa berharap upaya sekecil apapun yang bisa dilakukan masyarakat mampu mengurangi sampah fesyen di kota Pekalongan.