Dinkes, Puskesmas, dan IDAI Skrining Balita Risiko Tinggi Stunting

Dalam rangkaian kegiatan Saber AKI, AKB, dan Stunting Kota Pekalongan tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan bersama 14 puskesmas, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kota Pekalongan melakukan skrining balita risiko tinggi stunting.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pekalongan, dr Indah Kurniawati saat ditemui di Puskesmas Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Rabu (31/1/2024), menerangkan, Dinkes saat ini melaksanakan skrining balita risti stunting untuk melakukan deteksi dini. "Di Kota Pekalongan ini ada seribu lebih balita risti sehingga pada kegiatan ini kami mempertemukannya dengan dokter spesialis anak-anaknya," ungkap dr Indah.
Disebutkan Indah, wewenang penetapan stunting dari dokter spesialis anak. Apakah balita yang diskrining stunting, membutuhkan skrining lanjutan atau memiliki penyakit penyerta. "Balita yang pertumbuhannya di bawah kurva ini perlu diberi penanganan agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian balita," terang dr Indah.
Dokter anak terlibat langsung di lapangan, pasalnya jika ibu dan balita diminta langsung ke rumah sakit belum tentu mau. Jadi dr Indah menggunakan konsep Dekatkan dengan Sasaran. "Pelaksanaan kami sesuaikan dengan jumlah dokter anak. Ada 3 dokter anak yang terlibat dan kami jadwalkan di 14 puskesmas. Hari ini dilaksanakan di Puskesmas Sokorejo dan Puskesmas Bendan," jelas dr Indah.
Selain skrining, kegiatan penyuluhan ke orang tua balita juga dilakukan sembari menunggu pengukuran berat dan tinggi badan, HB, dan lain-lain. "Ketika hasil keluar orang tua dan balita dipertemukan dengan dokter spesialis anak. Apakah anak perlu dirujuk ke RS karena ada penyakit penyerta, cukup diberi obat dari puskesmas, atau risiko stunting dengan penambahan PMT," beber Indah.
Sementara itu, Kepala puskesmas Selatan, Aswina Azis Michroza menyampaikan bahwa, terkait teknis untuk mencapai target program prioritas nasional kesehatan, puskesmas diberi amanat untuk mengurangi resiko stunting melalui skrining, dan skrining holistik saber AKI. "Kami memvalidasi data dan ada 124 balita stunting di wilayah binaan kami dan ini paling banyak di Kota Pekalongan," kata Azis.
Metode skrining yang dilakukan dikatakan Azis yakni pengukuran berat tinggi, HB, dan urin lengkao sehingga hasilnya akan tampak dan mendapat rekomendasi tepat dari dokter spesialis anak.
"Tindakan serupa busa dilakukan untuk ibu hamil, melihat di sini ada 25 ibu hamil dengan risiko tinggi. Dokter spesialis obgin dapat melakukan USG bumil di sini," tukasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pekalongan, dr Indah Kurniawati saat ditemui di Puskesmas Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Rabu (31/1/2024), menerangkan, Dinkes saat ini melaksanakan skrining balita risti stunting untuk melakukan deteksi dini. "Di Kota Pekalongan ini ada seribu lebih balita risti sehingga pada kegiatan ini kami mempertemukannya dengan dokter spesialis anak-anaknya," ungkap dr Indah.
Disebutkan Indah, wewenang penetapan stunting dari dokter spesialis anak. Apakah balita yang diskrining stunting, membutuhkan skrining lanjutan atau memiliki penyakit penyerta. "Balita yang pertumbuhannya di bawah kurva ini perlu diberi penanganan agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian balita," terang dr Indah.
Dokter anak terlibat langsung di lapangan, pasalnya jika ibu dan balita diminta langsung ke rumah sakit belum tentu mau. Jadi dr Indah menggunakan konsep Dekatkan dengan Sasaran. "Pelaksanaan kami sesuaikan dengan jumlah dokter anak. Ada 3 dokter anak yang terlibat dan kami jadwalkan di 14 puskesmas. Hari ini dilaksanakan di Puskesmas Sokorejo dan Puskesmas Bendan," jelas dr Indah.
Selain skrining, kegiatan penyuluhan ke orang tua balita juga dilakukan sembari menunggu pengukuran berat dan tinggi badan, HB, dan lain-lain. "Ketika hasil keluar orang tua dan balita dipertemukan dengan dokter spesialis anak. Apakah anak perlu dirujuk ke RS karena ada penyakit penyerta, cukup diberi obat dari puskesmas, atau risiko stunting dengan penambahan PMT," beber Indah.
Sementara itu, Kepala puskesmas Selatan, Aswina Azis Michroza menyampaikan bahwa, terkait teknis untuk mencapai target program prioritas nasional kesehatan, puskesmas diberi amanat untuk mengurangi resiko stunting melalui skrining, dan skrining holistik saber AKI. "Kami memvalidasi data dan ada 124 balita stunting di wilayah binaan kami dan ini paling banyak di Kota Pekalongan," kata Azis.
Metode skrining yang dilakukan dikatakan Azis yakni pengukuran berat tinggi, HB, dan urin lengkao sehingga hasilnya akan tampak dan mendapat rekomendasi tepat dari dokter spesialis anak.
"Tindakan serupa busa dilakukan untuk ibu hamil, melihat di sini ada 25 ibu hamil dengan risiko tinggi. Dokter spesialis obgin dapat melakukan USG bumil di sini," tukasnya.