Dindik Terus Perbaiki Layanan Lakondik

Kota Pekalongan - Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Pekalongan terus berupaya meningkatkan pelayanan pada program inovasinya yaitu Layanan Konseling Pendidikan (Lakondik) yang sudah diresmikan sejak Mei 2019, dengan menambah jumlah psikolog dan jenis pelayanan yang lain pada tahun 2022 ini.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kabid PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Sherly Imanda Hidayah, ia menyebutkan, hingga tahun 2022 layanan Layanan Lakondik setelah memiliki lima psikolog, dimana tahun sebelumnya hanya berjumlah dua psikolog.

“Layanan Lakondik di tahun 2022 ini banyak peningkatan, kalau tahun kemarin kita ada dua psikolog, tahun ini ada lima psikolog,” ujar Sherly saat ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

Ia mengungkapkan, sebelumnya Layanan Lakondik hanya diberikan pada events atau kegiatan tertentu saja, namun saat ini masyarakat dapat memanfaatkan layanan pada hari kerja, senin hingga jumat pada jam 11.00-16.00, khusus bulan Ramadhan layanan dibuka jam 11.00-15.00. Lebih lanjut, Sherly menyebutkan setiap harinya, tim Layanan Lakondik melayani 2 hingga 5 client.

“Kita buka layanan itu setiap hari, tidak hanya pada momen tertentu, kalau sekarang kita buka setiap hari melayani client,” sambungnya.

Disampaikan Sherly, selama pandemi dalam kurun waktu dua tahun, tingkat konseling pada layanan tersebut menurun. Menurutnya, sebenarnya banyak kasus yang terjadi di lapangan namun tidak banyak yang diadukan yang menyerupai fenomena gunung es.

Layanan Lakondik ini, dijelaskan Sherly berkesinambungan dengan guru pendamping khusus di sekolah inklusi dalam mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus, "Selain memberikan layanan Lakondik, mereka juga mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus di inklusi untuk meningkatkan keterampilan dan hasil karya," tandas Sherly.

Sherly mengatakan beberapa layanan yang diberikan yakni konsultasi tumbuh kembang, konseling pendidikan, konseling anak berkebutuhan khusus, pendidikan keluarga (parenting), dan yang terbaru yaitu layanan psikotes gratis serta pembinaan ke remaja di sekolah.

Sherly menambahkan beberapa aduan masuk yang masih marak seperti keterlambatan pendaftaran sekolah, kecanduan gadget, kesulitan belajar, kesiapan anak masuk ke jenjang pendidikan lanjutan, hingga self-harm. Dalam kasus self-harm pihaknya tidak mengatasi sendiri namun juga menggandeng rumah sakit.

"Kasus yang lagi trennya, anak mau masuk sekolah ke jenjang lebih lanjut siap atau tidak, keterlambatan daftar sekolah, kecanduan gadget, kesulitan belajar, serta self hard. Untuk kasus self-harm kita menggandeng rumah sakit," pungkasnya.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)