Delegasi 20 Negara Asing Adaptation Fund Siap Bantu Penanganan Perubahan Iklim di Kota Batik

Pemerintah Kota Pekalongan menerima delegasi dari negara penerima dana adaptasi perubahan iklim dari Adaptation Fund (AF). Puluhan perwakilan delegasi dari berbagai negara di dunia itu langsung disambut oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, didampingi Kapolres Pekalongan Kota, AKBP A. Recky Robertho, Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizky Aditya, Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia, Laode M Syarif, dan sejumlah Kepala OPD, dan lurah, berlangsung  di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan, Rabu malam (7/6/2023). Para delegasi negara ini berkunjung ke Kota Pekalongan untuk melihat proyek-proyek adaptasi perubahan iklim yang dijalankan di Kota Pekalongan melalui pendanaan Adaptation Fund. Mereka berasal dari Argentina, Antigua dan Barbuda, Armenia, Benin dan Bhutan. Selain itu, Chile, Micronesia, Uganda, Zimbabwe, Senegal dan beberapa negara lainnya.

Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid menyampaikan bahwa, Adaptation Fund (AF) adalah lembaga internasional yang menjadi pelopor pendanaan adaptasi perubahan iklim. Dimana, Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Indonesia yang mendapat dana bantuan dana AF yang penyalurannya melalui Lembaga Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Kemitraan). Sehingga, hal tersebut menyebabkan berbagai sektor terdampak, seperti sektor perikanan budidaya dan sektor pertanian. Sebagai contoh, sawah yang sebelumnya produktif menjadi tidak produktif karena terendam rob.

"Alhamdulillah Kota Pekalongan kedatangan tamu istimewa dari Kemitraan Indonesia dalam menjalankan program Adaptation Fund yang sudah berjalan. Kemitraan menggandeng para delegasi dari 20 negara asing untuk meninjau secara langsung dampak perubahan iklim di Kota Pekalongan dan sejumlah upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut," ucap Aaf, sapaan akrabnya.

Menurutnya, keesokan harinya para delegasi meninjau lokasi-lokasi yang menjadi wilayah sasaran program Adaptation Fund ini. Pihaknya berharap, ada dukungan penuh dari mereka baik melalui dukungan program, ide, maupun penanganan.

"Mudah-mudahan potensi yang ada di Kota Pekalongan juga bisa dimaksimalkan seperti batik, UMKM, handycraft, perikanan, dan mereka bisa merasakan keramahan masyarakat Kota Batik ini. Semoga program Adaptation Fund dan kontribusi para delegasi negara asing ini bisa memberikan manfaat yang baik untuk Kota Pekalongan," tegasnya.

Sementara itu, Head of Mission Adaptation Fund, Mikko Ollikainen menyampaikan terimakasih dan sambutan, serta dukungan kepada masyarakat Indonesia, Jawa Tengah khususnya Kota Pekalongan dan Kemitraan yang dari awal sampai akhir sudah mendukung penuh menyukseskan program Adaptation Fund ini. Dampak perubahan iklim yang dirasakan beberapa negara, termasuk Indonesia telah membuat petani tidak bisa bekerja di sawahnya, maupun nelayan yang tidak bisa melaut dan mencari ikan karena lokasi mengais rejeki mereka terendam rob. 

"Untuk anggaran yang digelontorkan dalam program Adaptation Fund ini sekitar 2,5 juta USD untuk Kota Pekalongan dan totalnya sampai akhir nanti sekitar 6 juta USD. Program ini masih terus berjalan dan diharapkan bisa lancar sampai program ini selesai," tutur Mikko.

Mikko membeberkan, para delegasi negara dalam program ini beberapa hari ke depan, diawali di Kota Semarang dan dilanjutkan ke Kota Pekalongan untuk melihat secara langsung bagaimana Pemerintah Indonesia memberikan perhatian terhadap penanganan dampak perubahan iklim yang berdampak pada masyarakat sekitarnya.

"Jika program ini bisa berlangsung sukses, kami masih menunggu kebijakan Pemerintah Indonesia berkolaborasi dengan Kemitraan Indonesia. Kami selaku Adaptation Fund tetap mendukung penuh jikalau nanti menghendaki tambahan pendanaan untuk tindaklanjut penanganan perubahan iklim setelahnya yang menyesuaikan tantangan yang ada saat ini," ungkapnya.

Ketua DPRD Kota Pekalongan, M Azmi Basyir yang juga hadir menambahkan, DPRD dan Pemerintah Kota Pekalongan selama ini telah bersinergi baik untuk meminimalisir perubahan iklim di Kota Batik ini seperti masalah banjir, rob, dan permasalahan lingkungan lainnya.

"Kami berterimakasih kepada Kemitraan dan Adaptation Fund yang telah memberikan perhatian ke Kota Pekalongan sebagai pilot project penanganan perubahan iklim, semoga program ini bisa bersinergi dengan program-program yang sudah digalakkan Pemkot Pekalongan. Setelah program ini selesai, semoga ada tindaklanjutnya dan segala upaya yang telah dilakukan tetap bisa berjalan baik, paling tidak bisa mengurangi dampak perubahan iklim yang terjadi," papar Azmi.

 Direktur Eksekutif Kemitraan Indonesia, Laode M Syarif bahwa berharap, apabila program ini berjalan sukses akan meningkatkan kepercayaan dari sejumlah organisasi Internasional untuk membantu wilayah pesisir Pantai Utara Jawa khususnya Kota Pekalongan yang terdampak perubahan iklim.

"Kami berharap organisasi Internasional lainnya ikut urun rembug membantu permasalahan di Indonesia khususnya di wilayah pesisir Pantai Utara Jawa. Kami juga berterimakasih atas dukungan Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Pekalongan yang bersama-sama mendukung penuh kelancaran program Adaptation Fund ini di Indonesia," tandasnya