Darurat Corona, Dindagkop-UKM Pastikan Stok Bahan Pangan Aman

Meningkatnya kekhawatiran masyarakat akan wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang dapat berimbas pada ketersediaan bahan pangan, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop-UKM) Kota Pekalongan memastikan stok pangan di Kota Pekalongan masih aman terkendali.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Pekalongan, Bambang Nurdiyatman, SH mengungkapkan bahwa ditengah permasalahan virus Corona (Covid-19) stabilitas pangan di Kota Pekalongan tetap menjadi perhatian Pemerintah Kota Pekalongan dalam menjaga kebutuhan stok pangan. 

“Jika ketersediaan pangan di Kota Pekalongan sejak ditetapkannya masa tenggat 14 hari untuk memutus mata rantai COVID -19 masih dalam keadaan stabil,” ucap Dodik, sapaan akrabnya.
Diakui Dodik, wabah Corona berpengaruh terhadap kenaikan harga beberapa komoditi, namun Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah terus mengupayakan agar tidak ada kenaikan secara signifikan.

“Bagaimanapun ada pengaruhnya akibat dari wabah Corona yang saat ini menjadi isu pandemic global saat ini,khususnya bagi eksportir kita, sedikit kenaikan harga di gula sampai 17 rb/kg, kemarin memang terjadi kenaikan bawang Bombay Rp60-70 ribu, tetapi  sekarang sudah turun sekitar Rp 40 ribu, beras masih stabil harganya, bawang putih harga masih standar. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan daerah tengah mengupayakan tidak terpengaruh besar termasuk kenaikan harga untuk tetap bisa dikendalikan,” tutur Dodik.

Menurut Dodik, sampai saat ini ketersediaan bahan baku makanan di Kota Pekalongan masih bisa terpenuhi beberapa hari ke depan dan Pemerintah Kota Pekalongan terus berkoordinasi dengan BULOG setempat dalam mendistribusikan ke pasar-pasar dengan jumlah yang lebih banyak sehingga harga bisa dikendalikan. Ditengah isu panic buying saat di beberapa kota di Indonesia, Dodik meminta kepada masyarakat Kota Pekalongan agar tidak resah atau bahkan panik akan ketersediaan pangan.

“Kami tetap melakukan pemantauan harga setiap harinya karena harga bahan pokok ini sifatnya fluktuatif, disamping pasokan yang ada juga tergantung permintaan pembeli seberapa banyak. Tidak usah panik, tidak usah borong. Stok kita aman aja, tidak perlu ikut-ikutan, kita hadapi bersama tanpa menyakiti satu sama lain," tegas Dodik.
Salah satu pedagang di Pasar Podosugih, Karyati membenarkan ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga namun kenaikan tersebut masih standar di tengah wabah Covid-19. Ia juga mengaku sampai saat ini aktivitas Pasar masih lancar seperti biasa dan tidak ada panic buying di tengah masyarakat.

“Gula naik yang tadinya Rp14 ribu sekarang sekitar Rp17 ribu, beras masih stabil yang premium Rp 13 ribu, standar Rp11 ribu per kilogramnya. Sementara bawang putih masih normal di angka Rp 37 ribu per kilonya namun bawang merah yang naik di angka Rp35 ribu-Rp40 ribuan. Telur masih standar Rp26 ribu/kg, cabai sudah turun. Di Pasar Podosugih sendiri belum ada panic buying, aktivitas masih seperti biasanya namun kami meminta dinas terkait untuk menyediakan wastafel dan handsanitizer, serta masker untuk kami yang setiap harinya bertransaksi jual beli dan rentan penyebaran virus Corona seperti di dalam pasar ini, karena Saya selama ini membawa sendiri dari rumah hand sanitizernya dan sudah susah nyarinya,” pungkas Karyati.


(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)