Dari Aspirasi Jadi Kenyataan, Doa Tukang Becak Kota Pekalongan Terjawab Lewat Bantuan Becak Listrik Presiden Prabowo

Kota Pekalongan– Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto, menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan rakyat kecil melalui program bantuan becak listrik bagi para tukang becak sepuh. Melalui Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), dan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pekalongan, penyerahan simbolis sebanyak 25 unit becak listrik dilaksanakan di Kompleks Kantor Pemkot Pekalongan pada Kamis, ( 17/07/2025).
Program ini merupakan inisiatif pribadi Presiden Prabowo, yang sepenuhnya didanai dari anggaran pribadi tanpa menggunakan dana negara.
Wakil Ketua Umum GSN, Nanik Sudaryati, menjelaskan bahwa bantuan tersebut ditujukan sebagai bentuk nyata perhatian dan empati Presiden terhadap kehidupan para tukang becak, terutama mereka yang telah berusia lanjut dan mulai kesulitan mengayuh becak manual.
"Ini murni dari dana pribadi Pak Presiden Prabowo, tidak menggunakan anggaran negara. Tahun ini ditargetkan 10 ribu unit becak listrik disalurkan secara nasional, dan dalam dua tahun ditargetkan mencapai 70 ribu unit,” terang Nanik.
Menurutnya, becak listrik ini dirancang dengan sistem hybrid, yang memungkinkan pengoperasian secara manual maupun bertenaga listrik. Dilengkapi dengan baterai yang dapat bertahan hingga 6 jam pemakaian aktif dengan jarak tempuh mencapai 60 kilometer dalam sekali pengisian penuh, becak ini memiliki kecepatan maksimal 15 km/jam guna menjaga keselamatan pengguna dan penumpang. Kapasitas angkutnya sekitar 150 kilogram.
“Pengisian daya bisa dilakukan di rumah layaknya mengecas ponsel, dengan waktu pengecasan sekitar enam jam. Kami juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Pekalongan untuk memfasilitasi titik pengecasan di beberapa tempat umum,” jelas Nanik.
Disampaikan Nanik, produksi becak listrik ini dilakukan oleh PT Eltrans Indonesia, anak perusahaan dari PT LEN Industri, BUMN di bawah Kementerian Pertahanan. Biaya produksi per unit mencapai Rp22 juta, lebih mahal dari sepeda motor karena teknologi dan komponen spesifik yang digunakan.
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid atau akrab disapa Mas Aaf, menyambut baik dan penuh syukur atas bantuan yang diberikan. Ia menyebutkan bahwa, permintaan becak listrik pernah disampaikan langsung oleh para tukang becak saat acara pembagian sembako satu bulan sebelumnya di Kantor Dinas Perhubungan Kota Pekalongan.
“Saat itu mereka menyampaikan betapa beratnya mengayuh becak di usia senja. Belum ada informasi tentang bantuan seperti ini, namun hari ini, doa mereka seperti langsung dikabulkan,” tutur Mas Aaf.
Ia juga menegaskan bahwa Pemkot Pekalongan akan mendukung proses distribusi bantuan ini, dan telah menjelaskan kepada para tukang becak bahwa penyaluran dilakukan secara bertahap sesuai kapasitas produksi nasional.
“Karena becak listrik ini produk baru dan produksinya masih bertahap, kami minta para tukang becak bersabar. Ini adalah inovasi, mungkin yang pertama di dunia, dan tentu butuh waktu untuk mencapai skala produksi massal,” imbuhnya.
Mas Aaf memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Presiden Prabowo yang tetap peduli pada kelompok pekerja informal seperti tukang becak. Ia menilai bahwa program ini menjadi bukti konkret bahwa, pemerintah tidak melupakan mereka yang selama ini ikut mewarnai kehidupan kota namun sering luput dari perhatian.
"Becak bukan sekadar alat transportasi. Di baliknya ada kehidupan, keluarga, dan sejarah panjang Kota Pekalongan. Terima kasih kepada Presiden Prabowo yang telah menghadirkan solusi yang nyata,” kata Mas Aaf.
Salah satu penerima manfaat, Majid (65 tahun), mengaku sangat bersyukur atas bantuan yang diterimanya. Ia yang biasa mangkal di Pasar Grogolan mengatakan bahwa, beberapa tahun terakhir menjadi tukang becak semakin berat, baik secara fisik maupun pendapatan yang tidak menentu.
"Sekarang sepi penumpang. Sehari paling bawa empat orang, kalau dapat Rp50.000,00–Rp60.000,00 saja sudah Alhamdulillah,” ungkapnya.
Dengan adanya becak listrik, ia berharap bisa lebih mudah mengantar penumpang tanpa harus menguras tenaga, dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
“Ini bantuan yang sangat kami butuhkan. Saya senang dan akan belajar mengoperasikannya dengan baik. Semoga rezeki lancar dan Saya bisa terus bekerja meski usia sudah lanjut,” tutup Majid penuh harap.
(Tim Liputan Kominfo/Dian)