Cegah Penyebaran HIV/AIDS, Dinkes Gelar Evaluasi Hasil Pemetaan

Kota Pekalongan - Menindaklanjuti terkait kebutuhan data penyebaran HIV/AIDS, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melaksanakan kegiatan Evaluasi Hasil Pemetaan di Hotel Sahid Mandarin, Senin (10/12).

Kegiatan pemetaan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui seberapa banyak daerah di Kota Pekalongan yang menjadi titik kumpul populasi  kemungkinan besar rentan terhadap HIV/AIDS  sekaligus mengurangi jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Pekalongan.

Asisten II Setda Kota Pekalongan, Sri Wahyuni yang membuka kegiatan tersebut menuturkan perlu upaya untuk mengendalikan kasus HIV/AIDS yang ada di Kota Pekalongan baik upaya preventif, promotif dan rehabilitatif bagi yang sudah terkena kasus tersebut. Program pengendalian HIV/AIDS tidak cukup hanya dilaksanakan oleh jajaran Dinas Kesehatan saja melainkan harus melibatkan pula sektor lain dan masyarakat atau komunitas terutama populasi kunci.

“Penderita semakin kesini semakin banyak ibaratnya seperti fenomena gunung es, dikarenakan mereka malu, dan justru tidak tahu, kurang adanya sosialisasi terhadap bagaimana penyebaran HIV/AIDS menambah maraknya kasus HIV/AIDS yang ada di Kota Pekalongan,” kata Sri Wahyuni.

Dikatakan Sri Wahyuni, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, dalam dekade terakhir terdapat 86 kasus penderita HIV/AIDS di Kota Pekalongan terdiri dari 26 penderita HIV, 13 diantaranya menyerang ibu hamil.

“ Untuk pengendalian HIV/AIDS dilakukan secara terus menerus diantaranya dengan diadakan sosialisasi HIV/AIDS, memberdayakan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan komunitas. Bagi yang terkena perlu adanya perlindungan berupa pencegahan dan pengobatan. Pemetaan wilayah tertinggi terdapat di Kecamatan Pekalongan Timur ada beberapa titik, di lokasi sekitar sini juga ada. WPS (Wanita Penjajak Seksual), Laki Suka Laki, Waria menjadi sasaran-sasaran kita dan sudah ada komunitasnya sehingga kami lebih mudah menyasarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, menerangkan salah satu standar minimal bidang kesehatan yaitu pelayanan orang dan resiko tertular HIV/AIDS. Di dalam standar minimal, daerah menargetkan 100% menjadi tolak ukur daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya.

“Terimakasih semua bagi pihak yang terlibat dalam pemetaan agar fenomena HIV/AIDS ini tidak menjadi fenomena gunung es. Pemetaan ini bisa dijadikan sebagai langkah maju kita bersinergi antara pihak-pihak terkait khususnya dalam program bagaimana rencana tindak lanjut penanggulangan HIV/AIDS,” terang Kadis.

Ditambahkan oleh Dr. Indah selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menjelaskan kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama dengan lembaga donor GF untuk mensosialisasikan program pengendalian HIV/AIDS melalui kegiatan hasil pemetaan populasi kunci HIV/AIDS kepada para stakeholder atau lintas sektoral di Kota Pekalongan.

“Kami melakukan survey data masukan daerah-daerah yang kita amati dan mengerahkan para relawan seperti komunitas mereka dan titik pemetaan populasi ada sekitar 14 titik di Kota Pekalongan diantaranya Beningsari, Belakang Stasiun Pekalongan, Lapangan Mataram, Monumen, Krakalan-Pasir Kencana, dan lain sebagainya,” imbuh Indah.

Adapun sasaran dari pelaksanaan pemetaan ini difokuskan pada Wanita Pekerja Seks (WPS), Lelaki Seks Lelaki (LSL), Waria, dan Penasun (Pengguna Napza Suntik). Dari data yang diperoleh dari Kepolisian tidak menemukan kasus Penasun. Pihaknya berharap support dari pemerintah daerah berupa kebijakan dan anggaran untuk penanggulangan kasus HIV/AIDS. 

Perwakilan dari komunitas FKBP (Forum Komunitas Peduli Batang), Faiz yang melakukan survey di lapangan mengatakan bahwa ditemukan beberapa kasus HIV dan yang menjadi kendala adalah bagaimana cara merangkul bagi penderita yang ternyata terdeteksi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

“Langkah kami sebagai komunitas sedini mungkin memberitahu mereka agar kasus HIV/AIDS teratasi dan tidak menularkan pada yang masih sehat. Kasus yang ditemui lapangan baik WPS, LSL, Waria ditemui beberapa diantaranya masih kalangan remaja dan ini tidak memandang strata sosial. Kami rencananya akan memberikan sosialasi pembagian kondom di titik-titik kumpul populasi mereka,” tandasnya.

 

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)