Cegah Penularan TBC, Dinkes Ajak Tertib Jaga Personal Hygiene

TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan karena adanya kuman Mycobacterium Tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. Untuk mencegah penularan TBC, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat menghimbau agar masyarakat secara tertib menjaga personal hygiene. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Epidemiolog Kesehatan Muda, Opik Taufik saat ditemui di ruang rapat paripurna DPRD setempat, Selasa (23/1/2024).
Opik menuturkan bahwa penularan TBC melalui droplet yaitu cairan atau cipratan liur yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara dari penderita TBC, “Ketika seseorang berinteraksi dengan penderita TBC kemudian terkena droplet, orang tersebut tidak langsung sakit, bisa saja gejalanya akan terlihat pada beberapa hari, minggu atau bulan kedepan,” terangnya.
Dijelaskan Opik, gejala TBC diantaranya batuk lebih dari 2 minggu, muncul keringat dingin di malam hari meskipun tidak beraktivitas, nyeri dada, demam meriang, badan lemas dan lainnya.
TBC dapat dicegah dengan menjaga personal hygiene seperti menjaga kondisi kesehatan diri, konsumsi makanan sehat berimbang yang tidak harus mahal, istirahat yang cukup, jika berada ditempat yang rawan penularan harus memakai masker, “Lingkungan juga harus kita jaga, tempat tinggal harus memiliki akses masuknya sinar matahari, virus bakteri tuberkulosa ini bisa diam di ruangan selama 3 hari di ruangan yang dingin terutama lingkungan ber AC tetapi jika terkena sinar matahari, bakteri tersebut langsung mati, lalu untuk penderita cukup masker medis yang hijau tapi kalau petugas ataupun pendamping membutuhkan masker N95 supaya bakteri tidak akan tembus,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Opik mengimbau jika masyarakat merasakan atau menemukan orang yang bergejala TBC untuk langsung datang ke puskesmas terdekat, sebab bila tidak ditangani dengan tepat atau hingga tuntas, TBC bisa berkembang menjadi kasus yang berat karena dapat menyebabkan kerusakan di organ tubuh lainnya.
Opik menuturkan bahwa penularan TBC melalui droplet yaitu cairan atau cipratan liur yang dikeluarkan seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara dari penderita TBC, “Ketika seseorang berinteraksi dengan penderita TBC kemudian terkena droplet, orang tersebut tidak langsung sakit, bisa saja gejalanya akan terlihat pada beberapa hari, minggu atau bulan kedepan,” terangnya.
Dijelaskan Opik, gejala TBC diantaranya batuk lebih dari 2 minggu, muncul keringat dingin di malam hari meskipun tidak beraktivitas, nyeri dada, demam meriang, badan lemas dan lainnya.
TBC dapat dicegah dengan menjaga personal hygiene seperti menjaga kondisi kesehatan diri, konsumsi makanan sehat berimbang yang tidak harus mahal, istirahat yang cukup, jika berada ditempat yang rawan penularan harus memakai masker, “Lingkungan juga harus kita jaga, tempat tinggal harus memiliki akses masuknya sinar matahari, virus bakteri tuberkulosa ini bisa diam di ruangan selama 3 hari di ruangan yang dingin terutama lingkungan ber AC tetapi jika terkena sinar matahari, bakteri tersebut langsung mati, lalu untuk penderita cukup masker medis yang hijau tapi kalau petugas ataupun pendamping membutuhkan masker N95 supaya bakteri tidak akan tembus,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Opik mengimbau jika masyarakat merasakan atau menemukan orang yang bergejala TBC untuk langsung datang ke puskesmas terdekat, sebab bila tidak ditangani dengan tepat atau hingga tuntas, TBC bisa berkembang menjadi kasus yang berat karena dapat menyebabkan kerusakan di organ tubuh lainnya.